Driver Taksi Online Ngaku Disandera saat Masuk Bandara SMB II

PALEMBANG, SIMBURNEWS – Puluhan driver angkutan online terdiri dari GoJek dan Go Car berkumpul di pinggir jalan menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, tepatnya di halaman rumah makan Linggau, Rabu (25/10) sekitar pukul 21.30 malam. Mereka menggalang aksi solidaritas terhadap satu rekannya, Asep yang mengaku disandera oleh oknum yang tak jelas di lingkungan bandara.

Menurut Asep, awalnya ia mendapat orderan penumpang dari sekitar kawasan Pempek Nony, Jl Letjen Harun Sohar menuju Bandara SMB II dengan mengendarai mobil Daihatsu Sigra warna putih nopol BG 1847 NO. Tiba di dalam bandara, Asep mengaku dihadang empat orang yang sama sekali tidak dikenalnya.

“Mereka ambil kunci dan masuk ke dalam mobil. Mereka memaksa saya memutar-mutar (mobil di jalan dalam bandara). Saya dimintai uang Rp300 ribu tapi tidak saya kasih,” ungkap Asep kepada Simbur yang tengah melakukan peliputan investigasi di sela kerumunan massa.

Asep menambahkan, keempat pelaku sempat memukul bagian depan mobilnya dan menggembosi semua rodanya. “Bahkan klep roda dan STNK mobil saya juga sempat diambilnya,” ungkap pria berbadan tambun yang masih ingat wajah semua pelakunya.

Tak lama kemudian, polisi dan tim satgas komunitas angkutan online menghampiri massa untuk melakukan mediasi dan koordinasi. Informasi yang dihimpun, korban didampingi satgas kantor dan komunitasnya akan melaporkan kejadian tersebut ke kantor polisi terdekat.

Menerima informasi adanya aksi damai angkutan online, perwira, anggota, dan Sat Intel Polresta Palembang bertindak cepat turun ke lokasi. Pengamanan dibackup juga oleh Polsek Sako dan Polsek Sukarami. Tidak hanya kepolisian, patroli AURI pun turut hadir menyambangi. Akhirnya, massa berhasil dimediasi secara persuasif dan langsung membubarkan diri.

Kabag Ops Polresta Palembang, Kompol Maruly Pardede SIk SH MH mengatakan, pihaknya merespons cepat guna mengantisipasi kericuhan. “Menindaklanjuti adanya informasi yang dilaporkan oleh masyarakat bahwa ada kegiatan kumpul-kumpul dari angkutan online di lokasi ini. Makanya kami datang dengan maksud mau meng-crosscheck ada apa,” ungkap Maruly, dikonfirmasi Simbur di lokasi, Rabu (25/10).

Orang nomor tiga di Polresta Palembang itu menjelaskan penyebab berkumpulnya massa angkutan online. “Hasil pendalaman di TKP bahwa tadi memang ada selisih paham antara sopir angkutan online dengan pihak yang belum jelas, dari pihak mana sehingga ada solidaritas dari sopir online,” paparnya.

Maruly berharap agar peristiwa ini cepat selesai. “Kami berpikir jangan sampai permasalahan ini berkembang luas. Makanya segera kami imbau sopir untuk membubarkan diri. Apabila ada yang menjadi korban diharapkan melaporkan ke kantor kepolisian,” terangnya seraya menambahkan, dirinya sempat mengerahkan Polsek Sako dan Sukarami. “Karena sudah bubar dan situasi sudah kondusif maka kami kembalikan ke kesatuan masing-masing,” tandasnya.

Senada, Kapolsek Sukarami mengatakan, pihaknya telah memediasi massa secara persuasif untuk membubarkan diri. “Intinya kami mengantisipasi jangan sampai terjadinya kericuhan. Makanya kami mediasi bagaimana permasalahan tadi agar melaporkan. Tidak terjadi kerusuhan mereka akhirnya membubarkan diri,” ungkapnya sembari mengatakan dirinya belum tahu apakah driver online melaporkan ke polsek yang dipimpinnya. “Tergantung mereka,” tutupnya.

Sementara, Serka Aris, komandan patroli AURI yang bertugas saat itu, termasuk pihak Angkasa Pura II belum berhasil dikonfirmasi terkait dugaan siapa oknum yang disebut-sebut menyandera driver online. “Nanti saja Mas. Saya lagi nyetir. Segera saya kabari,” pungkasnya. (maz)