- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Hati-hati Paket Umrah Murah
PALEMBANG, SIMBURNEWS – Banyaknya paket umrah murah akibat dari persaingan sesama biro perjalanan, menempatkan masyarakat atau jamaah yang hendak melakukan ibadah berpotensi menjadi korban seperti dalam kasus First Travel baru-baru ini. Apalagi, warga Sumatera Selatan (Sumsel) akan segera menikmati rute baru yang langsung menuju ke Jeddah November 2017 mendatang.
Tidak ingin terjadi di wilayahnya, Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin menginstruksikan Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Sumsel melakukan peninjauan ulang terhadap perizinan travel umroh luar yang beroperasi di Sumsel khususnya Kota Palembang. selain itu, asosiasi biro perjalanan pun dihimbau untuk tidak jor-joran menawarkan paket umrah.
Hal tersebut disampaikan saat menerima audiensi Ketua DPD Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA), Anton Wahyudi, beserta Manager Lion Air, Haris Pramono di Griya Agung Palembang, Rabu (18/10).
Menurut Alex, selain mencegah terjadinya penipuan berkedok paket umroh, juga mencegah penarikan jemaah umroh Sumsel ke luar wilayah Sumsel. Sehingga jemaah harus diberangkatkan dan membayar di luar Sumsel.
“Saya minta stop perizinan travel luar yang mengambil jemaah umroh dari Palembang dan memberangkatkan jemaah dari luar palembang. Ini penting karena untuk kenyamanan jemaah melaksanakan ibadah umroh,” tegas Alex.
Sementara, Ketua DPD Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA), Anton Wahyudi melihat jika animo masyarakat Sumsel sangat besar untuk melaksanakan umrah. Hal itu membuat kami membuat gebrakan dengan maskapai untuk membuka rute langsung ke Jeddah.
“Jamaah sendiri bisa langsung ke KBH atau biro perjalanan yang menjual paket umrah. Dan saya tekankan, untuk menghindari penipuan yang belakangan ini terjadi, hati-hati memilih dan jangan tergiur dengan harga murah yang ditawarkan biro perjalanan,” ungkapnya usai agenda audiensi.
Masih menurut Anton, saat ini Kemenag sedang memonitor jika ada biro perjalanan yang menjual paket umrah dibawah Rp 15juta, maka itu sudah sangat tidak masuk akal. “First Travel (FT) yang menjual paket dibawah Rp 10juta, sedangkan komponen untuk perjalanan Palembang-Jeddah itu angkanya berkisar Rp 12juta sampai Rp 13juta. Bagaimana mungkin mereka menjual paket di bawah Rp 15juta. Belum lagi akomodasi hotel, tranportasi, guide, perlengkapan umrah, dan tentunya sebagai pengusaha pasti butuh keuntungan dari paket yang dijual,” jelasnya.
Anton juga melaporkan kepada Gubernur bahwa 13 November mendatang, akan ada terbang perdana rute Palembang-Jeddah-Palembang (Direct Flight). “Konsesi umrah ASITA dibuat reguler dan sudah berlangsung hampir satu tahun. Dengan hal itu. Lion Air sempat mengundurkan diri untuk rute Palembang-Jeddah, namun kami yakinkan mereka agar Palembang-Jeddah harus diberangkatkan dengan garansi block seat series,” pungkasnya.
Ditempat yang sama, Area Manager Lion Air Wilayah Sumatera Selatan, Haris Pramono mengatakan optimismenya dengan rute baru tersebut, karena pihaknya sudah menggandeng ASITA dan AMPURI.
“Kami memilih biro perjalanan lokal (Palembang). artinya kami tidak mengambil biro perjalanan di luar Palembang. karena, merekalah yang paling mengerti karakter jamaah di Sumatera Selatan,” ujarnya.
Rute Palembang-Jeddah akan berangkat seminggu sekali. Jadi, keberangkatan setiap Senin dan jadwal kedatangan dari Jeddah setiap Kamis.
“Tantangan kedapan, saya yakin bahwa pada tahun-tahun berikutnya kemungkinan akan diikuti oleh maskapai yang lain untuk membuka penerbangan langsung ini. Jika memang itu terjadi, kami sangat senang. Artinya kami membuka jalan untuk maskapai-maskapai lain, dan tentu persaingan akan bertambah. Semuanya tergantung dari pilihan masyarakat,” ungkapnya. (mrf)



