Jangan Pelit untuk Promosi Wisata Daerah

PAGARALAM, SIMBUR – Silaturahmi dan sinkronisasi program pembangunan digelar Pemerintah Provinsi Sumsel bersama Pemerintah Kota Pagaralam. Kegiatan bertempat di pendopo rumah dinas Walikota Pagaralam, kompleks Gunung Gare, Rabu (20/2).

Gubernur Sumsel H Herman Deru menegaskan Pagaralam sangat tepat jadi kota. Karena daerah ini memiliki potensi unggulan berupaya destinasi wisata yang dapat dijual di tingkat nasional. “Kunci keberhasilan pariwisata ini promosi. Citra penyambutan tamu. Jangan pelit untuk promosi wisata Pagaralam,” imbuhnya.

Pembangunan kota Pagaralam, lanjut Gubernur, harus tetap menjaga hutan. Dia menilai Walikota Pagaralam adalah sosok yang memiliki jiwa wirausaha yang patut dicontoh. Memiliki misi dan visi yang jelas. “Sebagai pemimpin harus tegas. Selagi berpihak pada rakyat maka dahulukan untuk rakyat,” harapnya.

Herman Deru juga memberikan apresiasi atas capaian Kota Pagar Alam dengan jumlah rakyat termiskin terendah di Sumsel. Tinggal lagi yang perlu ditingkatkan masalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Terkait dengan Karhutla di Pagaralam nol hoot spot. Karena daerah ini daerah dengan cuaca yang dingin dan curah hujan tinggi. “Mari ajak semua warga menjaga ini. Kalau terjadi kebakaran hutan untuk memadamkannya membutuhkan biaya yang mahal. Untuk itu jaga hutan,” tandasnya.

Wali Kota Pagaralam Alpian Maskoni SH dalam sambutannya menegaskan, luas wilayah Kota Pagaralam mencapai 63 ribu hektare.  Dengan mata pencaharian penduduknya 80 persen adalah petani.  Khususnya kopi menjadi komoditad petani. Untuk meningkatkan penjualan kopi produksi  Pagaralam ini dalam waktu dekat akan di launching 4 varian yang akab di patenkan. Yakni varian Besemah satu hingga Besemah empat. “Kopi pagar alam jadi hak paten. Tiga tahun telah diuji dan diteliti. Yakni varian Basemah 1  sampai basemah 4. Yang diharapkan dapat menjadi produk unggulan kota pagar alam ini,” lanjut Wako.

Selain itu lanjut Alpian dalam kota Pagaralam dimekarkan dari lahat dari tahun 2001. Pagaralam dengan 80 persen petani. Seharusnya jasa dan industri. “Kita dituntut untuk terus melakukan inovasi,” tambahnya.

Alpian menambahkan, uniknya jalan milik provinsi di Pagar Alam tidak lebih dari 1 km. Untuk  jalan alternatif Gumay Lahat dengan Pagaralam.  Dalam waktu dekat akan dijadikan jalan altenatif yang pembicaran awal sudah dilakukan dengan Bupati Lahat.

“Kalau jalan alternatif itu difungsikan maka jarah tempuh Pagar Alam dengan Lahat hannya 45 menit. Kami juga mengapresiasi waktu tempuh Pagar Alam  saat ini jarah tempuhnya 6 jam setelah  mobil batubara di stop. Dulu hampir 12 Jam,” pungkasnya.(kbs/rel)