- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Tercatat 7.200 Suku Asmat Terjangkit Campak dan Gizi Buruk
PALEMBANG, SIMBURNEWS – Wabah campak dan gizi buruk yang melanda di Asmat, Papua, menjadi salah perbincangan hangat akhir-akhir ini. Bahkan, berbagai instansi mulai dari pemerintah pusat hingga jajaran TNI mulai terjun langsung menangani kejadian luar biasa (KLB) ini.
Terkait hal ini, Menteri Sosial Republik Indonesia (RI), Idrus Marham mengungkapkan, pihaknya telah melakukan peninjauan langsung ke lapangan. Hasilnya, terdapat 7.200 lebih warga yang terkena wabah campak dan gizi buruk ini. “Berdasarkan perintah langsung dari presiden, selanjutnya kami langsung cek ke sana,” kata Idrus Marham ditemui di SMAN 1 Palembang, Senin (22/1).
Dari ribuan tersebut, Idrus menjelaskan, sudah ada beberapa yang ditangani oleh petugas. “Sudah ditangani sekitar 175 yang dirawat inap di rumah sakit, dan juga sebagian besar di tempatkan di aula Gereja. Sementara lainnya sekitar 399 perawatan jalan. Sehingga, kami menyimpulkan bahwa pada tahap pertama tanggap darurat mengatasi hal ini sudah bisa diatasi,” ungkapnya.
Yang perlu dipikirkan ke depannya, lanjut lanjut Idrus, adalah bagiamana perawatan dan pembinaannya. “Dari Kemensos sedang memikirkan perlunya penanganan secara terpadu dan menyeluruh dari unit dan instansi terkait sehingga dapat dikembangkan kehidupan masyarakat di sana yang menuju kepada kemandirian,” ujarnya.
Menurutnya, tim terpadu yang diterjunkan ke lokasi, sudah bekerja dengan salah satunya melakukan penelusuran (sweeping). “Dari sini dapat dipetakan jumlah warga yang mengalami ini. Persoalannya, sekarang pada transportasi, karena dari dustrik atau kampung ke kampung yang lain satu-satunya akses adalah melalui sungai dan laut dengan boat. Dan ini memakan waktu yang cukup panjang,” paparnya.
Masih kata Idrus, dirinya juga memastikan bahwa ketersediaan sembako masih ada, hal ini setelah dirinya melakukan pengecekan di sana. “Kami dari kemetreian sosial memastikan ini berjalan dengan baik, dan kemarin kami tambahakn lagi tiga ton beras, ini belum dari yang lain,” pungkasnya. (yrl)



