- Satu Warga Probolinggo Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
Radikalisme Tumbuh Subur di Masyarakat Ekonomi Lemah
PALEMBANG, SIMBURNEWS – Sumatera Selatan (Sumsel), khususnya Kota Palembang akan dihadapkan dengan perhelatan Asian Games 2018 mendatang. Tak hanya Asian Games, kegiatan yang juga akan dilaksanakan pada tahun yang sama adalah Pilkada serentak 2018. Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat harus terus bersama menjaga agar Palembang tetap kondusif.
Kanit Binmas Polresta Palembang, Kompol Suparlan menegaskan, doktrin-doktrin dari paham radikal ini akan sangat mudah menyusupi masyarakat yang di kalangan keadaan sosial serta ekonominya lemah. “Termasuk juga yang agamanya lemah. Oleh karena itu harus kita waspadai,” pungkasnya.
Untuk menjaga kondusivitas, kata dia, khususnya dari ancaman radikalisasi dan terorisme adalah tanggung jawab bersama. “Masalah teroris ini tanggung jawab kita semua. Bukan tanggung jawab sektoral saja, tapi seluruh,” tegasnya, Selasa (12/12).
Menurutnya, jaringan teroris di Sumsel ini belum terputus. “Dulu beberapa tahun lalu dua yang tertangkap, tapi kemarin ada 12 orang yang diamankan. Oleh karena itu, semua elemen masyarakat agar pasang telinga, pasang mata, di mana ada pendatang baru harus cek betul, tanya asalnya dari mana, kegiatannya, profesinya seperti apa,” ungkap Kompol Suparlan seraya menegaskan agar para pendatang baru tersebut dapat didata.
Kalau mencurigakan, lanjut Suparlan, masyarakat jangan mengambil tindakan sendiri, melainkan melaporkan secara berjenjang kepada Danramil, kepada Kapolsek.
Apalagi, dalam waktu dekat akan ada perayaan natal dan tahun baru yang kerap menjadi sasaran dari para pelaku teror ini. “Sasarannya kalau dulu orang Eropa saja, tapi sekarang tidak, aparat juga menjadi sasaran. Selanjutnya di mana manusia banyak berkumpul di situlah menjadi sasaran. Karena doktrinnya mereka mati cepat, dan mengajak orang banyak dan katanya dia ditunggu di sorga oleh tujuh bidadari, padahal tidak ajarannya tidak demikian,” jelasnya.(yrl)



