- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Jejak Maritim Sriwijaya di Air Sugihan, Optimis Tanjung Tapa Jadi Pelabuhan Internasional
KAYUAGUNG, SIMBURNEWS – Bupati Ogan Komering Ilir H Iskandar SE menegaskan, pemaknaan pelabuhan utama Kerajaan Sriwijaya bagi dirinya dapat diinterpretasikan dengan konteks kekinian. “Bandar Sriwijaya” yang dimaksud Bupati Iskandar tak lain bahwa dirinya telah mengusulkan pelabuhan samudera di kawasan Tanjung Tapa, Air Sugihan, Ogan Komering Ilir sejak Oktober tahun lalu.
“Realistis saja. Pelabuhan utama Kerajaan Sriwijaya itu ada juga di Air Sugihan, OKI. Saya terus (optimis) mengusulkan (Tanjung Tapa) Air Sugihan jadi pelabuhan internasional,” ungkap Bupati Iskandar, diwawancara Simbur secara eksklusif di rumah dinasnya, Jumat (8/9).
Menurut Bupati, Tanjung Tapa Air Sugihan memang layak menjadi pelabuhan samudera internasional seperti bandar Sriwijaya pada masa itu. Ditanya penemuan benda-benda peninggalan Sriwijaya di Teluk Cengal, Iskandar menjawabnya secara diplomatis. “Air Sugihan pun tak kalah penting untuk diteliti dan dikembangkan sebagai warisan peradaban Kerajaan Sriwijaya dalam bidang pelayaran dan perdagangan internasional,” ungkapnya.
Dalam buku Kehidupan Purba di Lahan Gambut yang ditulis Bambang Budi Utomo pada 2015 mencantumkan dua artikel terkait jejak Sriwijaya di Air Sugihan. Artikel Agustijanto Indradjaja, Eko Putrina Taim dan Johan Arif pada 2011 menunjukkan bahwa Air Sugihan sudah menjadi pemukiman kuno jauh sebelum Kerajaan Sriwijaya. Sebuah papan perahu sepanjang 10,7 meter ditemukan dari areal penggalian di lahan pertanian Desa Margomulyo, Kecamatan Air Sugihan. Peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional (Arkenas) menemukan kayu bekas palang kemudi perahu. Temuan-temuan berikutnya berupa gading atau bagian penguat rangka perahu, papan perahu bagian haluan dan buritan, dayung, pasak, serta ijuk.
Sementara, Budi Wiyana dalam artikelnya mengemukakan, Air Sugihan adalah pemukiman yang berbasis perdagangan, bukan sekadar pertanian subsisten. Pemukiman Air Sugihan diduga sudah ada sejak abad I dan berlanjut sampai dengan abad XIII. Akan halnya, Nurhadi Rangkuti menunjukkan bahwa budaya tungku kran dan perahu kajang yang masih eksis di wilayah Kayuagung, OKI adalah bukti bahwa wilayah Kayuagung berhubungan dengan migrasi orang Austronesia. Kemungkinan leluhur orang Kayuagung memiliki tradisi penjelajah bahari Austronesia yang berlanjut pada masa Sriwijaya di Sumatera Selatan.
Diketahui, penelitian arkeologi di pantai tenggara Sumatera telah dilakukan di Air Sugihan sejak tahun 1980 awal sampai
sekarang. Ditegaskannya, lokasi bandar Sriwijaya itu berada di Selat Malaka. Lokasi tersebut berhubungan dengan kawasan Tanjung Tapa di Kecamatan Air Sugihan. “Sangat wajar apabila Tanjung Tapa di Air Sugihan berpotensi menjadi pelabuhan samudera menggantikan Tanjung Api-Api atau Tanjung Carat,” terangnya.
Survei yang dilakukan PT OKI Pulp and Paper sejak 2013 menyebutkan wilayah Tanjung Tapa yang berbatasan langsung dengan Selat Bangka memiliki kedalaman air (bathymetric) lebih dari 16,50 meter. Selain itu, Tanjung Tapa memiliki luas lebih dari 2.000 meter dihitung dari garis pantai Tanjung Tapa hingga ke Selat Bangka.
Berdasarkan laporan tim survei, Asosiasi Navigasi Internasional (PIANC) merekomendasikan bahwa setiap alur setidaknya harus tiga kali lebar dari kapal terluas yang menggunakan alur tersebut. Untuk lalu lintas kapal yang berpapasan satu sama lain serta memiliki kedalaman minimal 16 meter pada sudut terendah atau ketika pasang surut dan kapal dengan dalam keadaan bermuatan penuh.
Selain persyaratan pelabuhan laut tersebut, pencatatan gelombang dan arus angin juga dilakukan selama periode survei tersebut. Lokasi Tanjung Tapa dianggap terlindung dari pengaruh perubahan gelombang laut yang meningkat meski memiliki paparan angin dari timur selatan. Lokasi ini juga mempunyai catatan risiko yang rendah terhadap bencana alami seperti intensitas gema, badai tropikal dan gelombang pasang.
Wakil Direktur PT OKI Pulp and Paper, H Gadang Hartawan mengatakan penelitian itu dilakukan pihaknya bermula untuk membangun dermaga khusus bongkar muat pabrik kertas. Pihaknya akan mendukung jika Bupati Iskandar mempunyai gagasan menjadikan Tanjung Tapa sebagai pelabuhan samudera internasional. “Siapa yang mau lewat sana. Belum ada akses transportasinya. Nanti kami komunikasikan lagi dengan Pemkab,” ungkap Gadang, dikonfirmasi Simbur.
Diketahui, jarak Tanjung Tapa dari lokasi pabrik PT OKI Pulp, tambah dia, sekitar 65,18 km dengan 12.80 km terakhir berada di area HTI. Sebagian di areal basah sehingga memerlukan jembatan yang menghubungkan antara gudang dan container area menuju dermaga sepanjang 2,260 meter mencapai kedalaman yang diperlukan di landasan dermaga utama (16,30 m) saat surut terendah. Jembatan dibangun untuk menghindari penumbangan pohon hidup di garis pantai.
Tanjung Tapa memiliki area sepanjang 2.30 km yang masuk hutan lindung sehingga memerlukan izin khusus transit di lahan basah. Akan tetapi, manfaat yang didapat jauh lebih banyak, yakni pembangunan pelabuhan laut di Tanjung Tapa akan memberi manfaat bagi Kabupaten OKI serta mendukung KEK Tanjung Api-Api (TAA) yang kini diambil alih pusat dan dikelola Pelindo. Kemudian, Pelabuhan Tanjung Tapa juga berpotensi ekonomi masyarakat baik produksi pertanian dan perkebunan, perikanan warga di Kabupaten OKI, Banyuasin dan Pulau Bangka.
Selanjutnya, Pelabuhan Tanjung Tapa interlinedl dengan sejumlah daerah, kondisi jenuh di Selat Malaka juga diprediksi akan memberikan keuntungan jika di tanjung tapa dibangun pelabuhan samudera. Sebab ribuan kapal melintasi Selat Malaka setiap harinya, dengan kejenuhan dan penambahan waktu layar, tentu jalur pantai timur Sumatera akan semakin dilirik. (tim)



