Korban Tewas akibat Banjir dan Longsor di Pulau Sumatera Tembus Tiga Ratus Nyawa

# Bantuan Kemanusiaan Terus Mengalir

 

JAKARTA, SIMBUR – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama seluruh unsur pemerintah daerah, TNI, Polri, dan para relawan terus melakukan penanganan darurat bencana yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat. Penanganan darurat yang dipimpin langsung oleh Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M ini difokuskan pada pencarian dan pertolongan korban, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pembukaan akses wilayah terisolir, serta percepatan distribusi logistik, baik melalui darat maupun udara.

Total korban tewas akibat banjir dan longsor tiga provinsi di Pulau Sumatera mencapai 303 orang pada Sabtu (29/11). Hari ketiga setelah penetapan status tanggap darurat bencana di Provinsi Sumatera Utara, tercatat 166 korban meninggal dunia dan 143 orang masih dinyatakan hilang. Dampak terbesar terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga.

“Sumatera Utara sekarang menjadi 166 jiwa meninggal dunia. Dalam satu hari ini bertambah menjadi 50 korban jiwa berkat operasi pencarian dan pertolongan oleh tim gabungan yang dipimpin oleh Basarnas. Kemudian ada 103 jiwa yang masih hilang,” ungkap Suharyanto, Sabtu (29/11).

Sementara itu, ribuan warga mengungsi di berbagai titik akibat kondisi permukiman yang rusak dan akses yang terputus. Jumlah pengungsi mencapai ribuan jiwa di Tapanuli Selatan dan Kota Sibolga, serta ratusan hingga ribuan kepala keluarga di Mandailing Natal, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan.

Akses transportasi di wilayah ini banyak mengalami kerusakan. Jalur nasional Sibolga–Padang Sidempuan serta Sibolga–Tarutung mengalami putus total dan tertutup longsor di banyak titik. Beberapa jembatan termasuk Jembatan Pandan dan jembatan pada ruas Sibolga–Manduamas, juga terputus.

Sejumlah jalur kabupaten turut terputus dan belum dapat diperbaiki karena medan yang berat. Di Mandailing Natal, sedikitnya tujuh wilayah terisolir akibat tertutupnya jalur lintas provinsi, sementara beberapa desa hanya bisa dijangkau menggunakan alat berat atau transportasi udara.

Untuk mempercepat penanganan, BNPB dan kementerian/lembaga telah mengerahkan berbagai alutsista, termasuk lima helikopter perbantuan yang ditempatkan di Bandara Silangit untuk distribusi logistik ke Tapanuli Tengah dan wilayah lain yang terisolasi.

“Seperti Sibolga sampai hari ketiga penanganan darurat belum bisa kita tembus lewat udara, tapi sudah bisa kita capai melalui udara untuk pendistribusian logistik,” kata Suharyanto.

Helikopter BNPB, Heli TNI AD Bell 412EPI, MI-17V5 dan helikopter bantuan mitra swasta telah beroperasi aktif mendukung pendistribusian bantuan. Selain itu, pesawat Cessna Caravan juga digunakan untuk pengiriman logistik dan personel.

Alat berat dari berbagai instansi telah dikerahkan untuk membuka akses jalan. Dalam hal logistik, tahap pertama pengiriman ke Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan telah terpenuhi 100 persen, sementara pengiriman ke Mandailing Natal masih terkendala akses darat. Bantuan Presiden berupa alat komunikasi, genset, LCR, tenda, dan bahan pangan juga telah diterima dan didistribusikan bertahap.

“Untuk transportasi Sibolga-Padang Sidempuan sudah kita lakukan pengerjaan pembukaan hingga sore hari ini dan seterusnya,” jelas Kepala BNPB.

Korban Tewas di Aceh Jadi 47 Orang

Pada hari kedua pascapenetapan status tanggap darurat bencana di Provinsi Aceh, sebanyak 47 korban meninggal dunia. Sehari sebelumnya ada 35 orang tewas. Terdapat penambahan 12 orang pada Sabtu (29/11). Sebanyak 51 orang hilang, serta 8 orang luka-luka. Jumlah pengungsi mencapai 48.887 kepala keluarga yang tersebar di berbagai wilayah, dengan sebaran tertinggi di Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Singkil.

“Untuk wilayah Aceh ada 47, kemudian 51 masih hilang dan 8 luka-luka. Ini akan berkembang terus datanya, karena ada operasi SAR gabungan yang kemungkinan akan terus menemukan korban,” terang Suharyanto.

Banyaknya kerusakan jembatan dan jalan nasional berdampak pada terputusnya akses utama, termasuk jalur Banda Aceh–Lhokseumawe serta jalur perbatasan Aceh–Sumatera Utara di Aceh Tamiang. Hingga kini, beberapa daerah seperti Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah masih belum dapat diakses melalui jalur darat.

BNPB telah mengaktifkan dukungan komunikasi darurat menggunakan jaringan satelit Starlink di sejumlah titik, terutama di wilayah yang terisolir jaringan. Pengiriman logistik dilakukan melalui udara menggunakan helikopter dan pesawat Cessna Caravan untuk menjangkau daerah yang tidak dapat diakses melalui jalur darat.

Bantuan Presiden berupa alat komunikasi, tenda, genset, perahu karet, makanan siap saji, dan perlengkapan keluarga telah tiba di Aceh dan sebagian besar telah didistribusikan ke 17 kabupaten/kota terdampak. Dua helikopter BNPB juga telah dikerahkan dari Bandara Sultan Iskandar Muda untuk mendukung distribusi ke titik-titik kritis.

Di Sumatera Barat, Korban Tewas Jadi 90 Orang

Sementara itu, dua hari setelah penetapan status tanggap darurat bencana di Provinsi Sumatera Barat, tercatat 90 korban meninggal dunia. Sehari sebelumnya ditemukan 23 orang tewas. Artinya, ada penambahan 67 orang tewas pada Sabtu (29/11). Sebanyak 85 orang hilang, dan 10 orang mengalami luka-luka. Kabupaten Agam mencatat jumlah korban tertinggi. “Korban jiwanya ada 90 yang meninggal dunia, 85 hilang dan 10 luka-luka,” jelas Suharyanto.

Data sementara menunjukkan sebanyak 11.820 kepala keluarga atau sekitar 77.918 jiwa mengungsi, terutama di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan. Sejumlah jalur provinsi dan nasional terputus akibat longsor dan kerusakan jembatan, sehingga menyulitkan akses distribusi. Meski demikian, logistik dari Padang Pariaman dan Pesisir Selatan telah tiba, dan delapan titik tambahan dalam proses pengiriman dengan pengawalan kepolisian.

BNPB telah menempatkan 24 personel untuk mendampingi percepatan penanganan di Sumatera Barat. Bantuan darurat dari Presiden RI berupa alat komunikasi, genset, tenda, LCR, dan ribuan dus makanan siap saji telah tiba di Bandara Minangkabau. Pesawat Caravan serta helikopter Bell 505 juga telah digerakkan untuk mendukung distribusi ke wilayah yang belum dapat diakses melalui darat.

BNPB memastikan seluruh upaya penanganan darurat terus dipercepat melalui koordinasi erat dengan pemerintah daerah, kementerian/lembaga, TNI, Polri, dan para relawan. Percepatan pembukaan akses, pendataan lanjutan korban dan kerusakan, serta pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak menjadi prioritas utama operasi penanganan bencana di tiga provinsi tersebut.

Fokus Percepatan Penanganan Darurat

Kepala BNPB juga telah menginstruksikan kepada jajarannya untuk fokus terhadap percepatan penanganan darurat bencana di Pulau Sumatra. Tiga wilayah terdampak yang menjadi atensi Pemerintah Pusat saat ini yaitu Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Provinsi Aceh.

Dari Tapanuli Utara, pada Sabtu (29/11) Kepala BNPB memimpin rapat koordinasi bersama seluruh tim BNPB yang telah berada di tiga provinsi terdampak. Ia menegaskan upaya penanganan harus dimaksimalkan seiring dengan cuaca di wilayah terdampak saat ini mulai membaik.

Sementara, operasi pencarian dan pertolongan area Sumatra Utara difokuskan ke wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Di Sibolga, tiga orang dalam pencarian. Sementara di Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan beberapa orang dilaporkan masih hilang.

Suharyanto menegaskan, operasi pencarian dan pertolongan (SAR) agar diupayakan selama 24 jam. Operasi ini akan dipimpin oleh Basarnas dan dibantu oleh TNI, Polri, dan relawan.

Berjalan pararel bersama operasi SAR, pendistribusian logistik juga akan didorong khususnya ke wilayah yang masih terisolir seperti di wilayah Tapanuli Tengah. Helikopter MI-17 dan dua helikopter lainnya disiagakan untuk mendistrubusikan bantuan logistik peralatan dan permakanan di tempat-tempat terpencil.

Akses menuju Sibolga dari Tarutung masih tidak bisa dilalui akibat beberapa titik jalanan masih tertimbun material longsor. Percepatan pendistribusian bantuan logistik ke Sibolga akan dikoordinasikan untuk dilakukan melalui jalur laut / Pelabuhan Jago-jago dengan pengerahan kapal dari TNI Angkatan Laut.

Guna pemulihan akses komunikasi, BNPB juga telah mendistribusikan unit-unit starlink ke kabupaten kota terdampak antara lain Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Selatan.

Pemerintah pusat dan daerah tidak tinggal diam atas masifnya dampak bencana banjir dan longsor yang melanda Provinsi Aceh. Sejak Kamis (27/11), tim BNPB yang dipimpin oleh Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jarwansyah telah tiba di Bumi Serambi Mekah untuk mengkoordinasikan upaya penanganan darurat.

Berdasarkan laporan tim BNPB Aceh, akses darat di lima kabupaten seperti Aceh Tenggara, Gayo Luwes, Aceh Besar, Aceh Barat, dan Pidie Jaya sudah dapat diakses kembali mulai tadi malam. Distribusi logistik langsung dilaksanakan. Bantuan permakanan, sembako, dan kain sarung mulai dibagikan kepada masyarakat terdampak.

Untuk wilayah yang belum dapat dijangkau melalui akses darat seperti di Aceh Tengah, Aceh Tamiang, Langsa, dan Aceh Timur, BNPB mengerahkan satu pesawat carravan dan enam helikopter yang terdiri dari tiga helikopter TNI (AD, AU, dan Al) serta 3 helikopter BNPB untuk pendistribusian logistik melalui jalur udara. Selain helikopter, BNPB juga menyiagakan kapal cepat untuk pengangkutan logistik khususnya di wilayah Lhokseumawe.

Pemerintah mengupayakan pemulihan komunikasi yang terganggu akibat banjir dan longsor ini dengan megalokasikan 28 unit starlink dan 33 genset. Paralel dilakukan pembukaan empat dapur umum dibawah koordinasi Kemensos dan penanganan kelangkaan BBM dengan Pertamina.

Sementara itu, BNPB juga telah mengirimkan bantuan logistik menggunakan helikopter dan pesawat ke Kabupaten Aceh Tamiang, Bener Meriah dan Aceh Tengah pada Sabtu (29/11). Helikopter BNPB diberangkatkan melalui Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara. Pada sortie pertama helikopter ini memuat bantuan dengan total seberat 588 kilogram. Adapun rinciannya berupa 60 koli sembako dan 10 koli makanan siap saji. Direncanakan pengiriman hari ini akan dilakukan sebanyak dua sortie.

Lebih lanjut, pesawat jenis Cessna Caravan PK-SNG juga diterbangkan melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, Provinsi Aceh. Bantuan ini akan mendarat di Bandara Rembele yang terletak di Kabupaten Bener Meriah. Pada sortie pertama, membawa bantuan logistik dan peralatan berupa Indomie 50 karton, Eprokal 5 karton, Naraga 7 karton, Genset 2 unit, Starlink 2 unit dan BBM 20 liter untuk nantinya didistribusikan ke Kabupaten Bener Meriah.

Untuk sortie kedua, bantuan berupa Familly food 20 dus, Hygen kit 10 dus, selimut 1 karung, Kelambu 1 karung, Sarung 1 karung, Tanggo 3 dus, Pembalut 3 dus, popok bayi 1 dus dan perlengkapan telkom 4 koli.

Lebih lanjut, untuk Aceh Tengah sortie pertama bantuan logistik berupa Indomie 50 karton, Eprokal 5 karton, Naraga 10 karton, Genset 1 unit dan Starlink 1 unit. Untuk sortie kedua, Beras 2 karung, Familly food 20 dus, Hyegen kit 10 dus, selimut 1 karung, Kelambu 1 karung, Sarung 1 karung, Tanggo 3 dus, Pembalut 3 dus dan popok bayi 1 dus.(red)