- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Korban Banjir-Longsor Sumbar Terus Bertambah, 74 Orang Tewas dan 78 Warga Hilang di Kabupaten Agam
PADANG, SIMBUR – Sebanyak 74 orang meninggal dunia di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, akibat bencana cuaca ekstrem. Operasi pencarian dan pertolongan masih terus dilakukan tim gabungan hingga hari ini, Sabtu (29/11).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, PhD mengatakan, data BPBD Kabupaten Agam, jumlah korban meninggal dunia per 28 November 2025, pukul 20.00 WIB sebanyak 74 orang yang tersebar di 5 kecamatan. Di Kecamatan Palembayan, sebanyak 27 orang meninggal dunia. “Dari jumlah tersebut 21 orang sudah teridentifikasi nama korban, sedangkan 6 lain masih dalam proses identifikasi,” ungkapnya.
Sementara itu korban lain teridentifikasi di wilayah Kecamatan Palembayan dari Kampung Tangah korban meninggal yang teridentifikasi sebanyak 7 orang, Kampung Tanggah Timur 9 orang dan Subarang Ala 17 orang. Di kecamatan lain, dengan rincian Kecamatan Malalak 10 orang, Tanjung Raya 2 orang, Palupuh 1 orang dan Matur 1 orang. “Korban meninggal dunia di wilayah tersebut sudah teridentifikasi nama oleh petugas,” ungkapnya.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Agam merilis 78 orang lainnya masih belum ditemukan. “Jumlah korban hilang di Kecamatan Palembayan sebanyak 69 orang, sedang di Kecamatan Malalak 7 orang dan Tanjung Raya 2 orang,” ujarnya.
Terus bertambahnya korban tewas di Agam menambah jumlah korban yang tewas akibat banjir-longsor di Sumbar menjadi 97 orang dan 90 warga hilang. Sehari sebelumnya, tercatat 23 korban meninggal, 12 orang hilang, dan 4 luka-luka yang tersebar di beberapa wilayah seperti Padang Panjang, Tanah Datar, Agam, Kota Padang, serta Pasaman Barat.
Beberapa wilayah melaporkan titik pengungsian, di antaranya 50 titik di Pesisir Selatan, 3 titik di Kota Padang, dan beberapa titik lain di Kabupaten Solok, Pasaman, dan Tanah Datar. Jumlah total sementara pengungsi ada 3.900 KK.
Kerusakan juga terjadi pada sarana transportasi, termasuk lima jembatan rusak di Padang Pariaman. Longsor terjadi pada jalur nasional Bukittinggi–Padang di wilayah Padang Panjang serta jalur provinsi di Kabupaten Agam. Sekitar 200 kendaraan sempat terjebak akibat terputusnya jalan di Kecamatan Ampek Koto.(red)



