Lahan 47 Hektare Terbakar dan 21 Titik Api Terpantau, Sumsel Siaga Darurat Karhutla

PALEMBANG, SIMBUR — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di Provinsi Sumatera Selatan. Pada Minggu (27/7) terdapat beberapa titik api di beberapa wilayah tersebut. Di antaranya Kabupaten Musi Banyuasin, Penukal Albab Lematang Ilir, dan Ogan Ilir.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari PhD menerangkan, saat ini titik-titik api tersebut sudah dapat dipadamkan. Sejak 1 Januari 2025 hingga hari ini, terdapat 47 hektare lahan yang terbakar. “Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah menetapkan status siaga darurat karhutla yang terhitung mulai tanggal 17 Juli 2025 hingga 30 November 2025,” ungkap Muhari, Selasa (29/7).

Berdasarkan pengamatan, lanjut Muhari, saat ini terpantau 21 titik panas atau hotspot di provinsi tersebut. “Hari ini Selasa (29/7) Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto tiba di Sumatera Selatan untuk meninjau langsung penanganan karhutla,” ujarnya.

Informasi yang dihimpun, Apel Kesiapsiagaan Personel dan Peralatan Pengendalian Karhutla Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2025 digelar di Halaman Griya Agung, Palembang, Selasa (29/7). Apel tersebut melibatkan lebih dari 1.500 personel gabungan dari unsur TNI, Polri, OPD, Manggala Agni, serta sejumlah lembaga terkait. Apel dipimpin Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Dr Hanif Faisol Nurofiq. Dihadiri Gubernur Sumsel Dr. H. Herman Deru dan Kepala BNPB RI Letjen TNI Dr Suharyanto SSos MM.

Menteri LHK Dr Hanif Faisol Nurofiq mengingatkan pentingnya penguatan upaya pencegahan sebagai langkah strategis permanen dalam menghadapi ancaman Karhutla. Menurutnya, penanggulangan Karhutla tidak bisa berdiri sendiri. Akan tetapi, harus menjadi gerakan bersama lintas sektor dan institusi.

“Pengendalian kebakaran hutan dan lahan memberi kontribusi besar dalam pengurangan emisi gas rumah kaca di tengah krisis iklim global. Keterpaduan pemangku kepentingan adalah kunci keberhasilan,” tegas Menteri Hanif.

Di tempat yang sama, Gubernur Sumsel, Herman Deru, melaporkan bahwa Pemprov telah menetapkan status Siaga Darurat Bencana Karhutla melalui Keputusan Gubernur. Berbagai langkah telah diambil, mulai dari patroli terpadu, sosialisasi, penegakan hukum, hingga operasi modifikasi cuaca untuk menurunkan potensi titik api.

“Bantuan helikopter water bombing, pompa air, kendaraan pemadam, dan sarana penunjang lainnya telah disiagakan. Kami juga menggelar audit kepatuhan terhadap perusahaan kehutanan dan perkebunan terkait kesiapan mereka dalam penanggulangan Karhutla,” ungkap Deru.

Sementara itu, Wakil Bupati Muba Rohman, menyatakan bahwa Musi Banyuasin siap menjadi bagian penting dalam kolaborasi nasional penanggulangan Karhutla. Ia mengapresiasi langkah terintegrasi yang digalang pemerintah pusat dan provinsi, seraya menekankan kesiapan Muba dalam mendukung kebijakan tersebut.

“Muba adalah daerah yang kaya sumber daya alam, namun juga rawan karhutla. Karena itu kami tidak boleh lengah. Seluruh elemen di Muba telah siaga, dari BPBD, TNI, Polri, hingga relawan di desa. Apel hari ini menjadi bukti bahwa kami serius menjaga bumi Serasan Sekate bebas asap,” tegas Rohman.

Rohman juga menambahkan bahwa selain penguatan sarana dan prasarana, Pemkab Muba terus mengedukasi masyarakat agar memahami bahaya Karhutla dan tidak melakukan pembakaran lahan secara sembarangan. “Kami ingin membangun kesadaran kolektif bahwa pencegahan lebih baik dari pemadaman. Kolaborasi lintas sektor adalah kunci, termasuk pelibatan dunia usaha, masyarakat, dan generasi muda dalam upaya ini,” tandasnya.(red)