- Deliar Marzoeki Dipenjara 5 Tahun, Wajib Bayar Uang Pengganti Rp1,3 Miliar
- Terpidana Sapari Ditangkap setelah Buron 13 Tahun, Jaksa Buru Tersangka Wilson
- Tata Ruang Jadi Jalan Pembuka Investasi Daerah
- Wamenkomdigi Dukung Penuh Rekonsiliasi PWI
- Yakin TMMD Ke-125 Sesuai Sasaran, Pangdam II/Sriwijaya Terima Paparan Dansatgas
Cegah dan Deteksi “Penyakit Misterius” Masuk Sumsel, Harap Tidak Terburu-buru Tetapkan Pandemi

Masih kata Julius, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar dapat lebih memahami dan mengantisipasi penyebaran hepatitis akut ini. “IDAI perlu sosialisasi lagi agar masyarakat dapat lebih mengetahui apa itu penyakit hepatitis (akut). Bagaimana untuk mengetahui apabila ada yang kena hepatitis. Apa sikap kalau ada yang kena hepatitis akut ini dan cara mencegahnya. Artinya kami perlu sosialisasi lagi,” tegasnya.
IDAI Sumsel sendiri, lanjut Julius, selalu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan lembaga terkait. Terutama dalam penanganan penyakit yang berbahaya. “Kami selalu berkoordinasi dengan Dinkes. Koordinasinya bukan untuk saat ini saja. Mulai dari Covid-19 dan penyakit lainnya. Untuk kasus ini kami akan lebih intensif lagi koordinasinya,” ujarnya.
Ditanya pembentukan satgas hepatitis akut, Julius menjawab sampai saat ini belum ke arah sana. “Tapi kemungkinan nanti terpusat. Dari pengurus besar IDAI nanti akan memberi tahu. Satgasnya nanti seperti (penanganan) Covid-19. Ada satgas pusat. Ada yang namanya satgas provinsi. Ada update kasus harian karena teknologi digital sudah bagus, bisa cepat,” imbuhnya.