- Satu Warga Probolinggo Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
Vaksinasi di Sumsel Belum Seluruhnya Mencapai 70 Persen
# Gubernur Layangkan Surat Edaran kepada Bupati/Wali Kota
PALEMBANG, SIMBUR – Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H Herman Deru secara resmi mengeluarkan surat intruksi tentang Percepatan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Dosis 2. Sekaligus mengimbau masyarakat mewaspadai peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron di wilayah Sumsel.
Dalam surat edaran Gubenur Herman Deru tersebut mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes). Hal itu sehubungan dengan terjadinya peningkatan kasus Covid-19. Di samping untuk mencegah penularan varian Omicron. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berupaya untuk melakukan percepatan pelaksanaan vaksinasi pada seluruh kelompok sasaran.
“Berdasarkan data dan hasil evaluasi, capaian vaksinasi dosis lengkap (dosis 2) di Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan belum seluruhnya mencapai target 70 persen. Bahkan 4 kabupaten/kota diantaranya masih di bawah 50 persen,” katanya.
Masih dalam surat edaran yang ditujukan pada Bupati/Walikota, Ketua DPRD kabupaten/kota, Komandan Kodim 4. Kapolresta/Kapolres, Kepala Kejaksaan Negeri, Kepala Pengadilan Negeri Se-Sumsel melakukan sejumlah upaya. Pertama, percepatan capaian vaksinasi dosis 2 untuk seluruh kelompok sasaran dengan target capaian minimal 70 persen. Kedua, melakukan koordinasi dengan seluruh lintas sektor, lintas program, tokoh masyarakat, tokoh agama untuk sosialisasi dan menggerakkan masyarakat dalam percepatan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di daerah.
Ketiga segera menyusun strategi percepatan pelaksanaan vaksinasi sesuai dengan kondisi daerah, terutama dengan penjangkauan layanan vaksinasi Covid-19 ke masyarakat dengan membuka sentra pelayanan vaksinasi atau layanan door to door, dan lain-lain. Keempat, memastikan ketersediaan vaksin dan logistik lainnya sesuai kebutuhan dan jika terjadi kekurangan agar segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Kelima, instruksi ini agar dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Gubernur Sumatera Selatan melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
Sementara itu pada usai mengikuti pembahasan perkembangan Covid-19 dan evaluasi PPKM di luar Jawa-Bali bersama Menko Perekonomian RI melalui virtual dari Command Centre Kantor Gubernur Sumsel, Minggu (13/2) kemarin Gubernur Heman Deru secara lisan telah memerintahkan Bupati Walikota Percepat Vaksinasi Dosis ke 2 sebagai bantisipasi meningkatnya penyebaran covid-19 khususnya varian omicron di Sumsel.Berdasarkan data angka vaksinasi dosis kedua di Sumsel saat ini baru mencapai 57 persen. Sementara vaksin pertama sudah mencapai 91 persen.
“Antara dosis pertama dan kedua belum sebanding. Artinya, memang ada permasalahan. Pertama, bisa jadi rentang waktu vaksin pertama dan kedua belum cukup. Atau, sasaran ini abai untuk melakukan vaksinasi kedua itu. Hal inilah yang harus kita kejar. Sebab itulah, kita harus panggil lagi atau lakukan jemput bola untuk memberikan vaksin tahap dua tersebut,” terangnya.
Sebab, lebih lanjut dikatakannya, berdasarkan penelitian jika vaksinasi kedua sudah mencapai lebih dari 70 persen, maka daerah itu bisa dikatakan aman. Selain mempercepat vaksinasi dosis kedua, Herman Deru juga mewaspadai peningkatan angka Bed Occupancy Ratio (BOR) akibat melonjaknya kasus covid-19 tersebut.
“Angka BOR secara nasional sudah 30 persen. Sementara untuk Sumsel mencapai 27 persen. Itu juga peringatan untuk Sumsel dan provinsi lain. Tapi Sumsel ini sangat siap untuk melakukan pencegahan tersebut. Kita terus menyiagakan tempat isolasi terpadu baik di wisma atlet maupun di asrama haji,” tuturnya.
Gubernur menambahkan, percepatan vaksinasi covid-19 dosis kedua kepada masyarakat. Termasuk juga percepatan pemberian vaksinasi untuk anak-anak dan lansia. Hal itu diakukan sebagai bentuk antisipasi menyusul dengan meningkatnya angka penyebaran covid-19 khususnya varian omicron secara nasional.
“Secara nasional, angka penyebaran covid-19 varian omricon ini meningkat pesat. Ini merupakan warning bagi kita agar terus melakukan berbagai upaya sebagai antisipasi. Termasuk mempercepat vaksinasi,” kata Herman Deru.
Di sisi lain, untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara online, Herman Deru sendiri memberikan kebijakan kepada sekolah untuk mengaturnya. “Kami belum ada kebijakan untuk dilakukan secara online. Kami hargai keinginan orang tua, jika orang tua meminta untuk online silakan lakukan. Yang penting KBM tidak terganggu,” paparnya.
Terpisah, Walikota Palembang H Harnojoyo mengungkapkan adanya kenaikan kasus Covid 19 di Kota Palembang. “Di Palembang mengalami peningkatan jumlah konfirmasi hingga 2.312 jiwa,” kata Harnojoyo.
Kendati demikian, Harno menuturkan tingkat Bed Occupancy Rate (BOR) di Palembang mencapai 48,02 persen yang diisi 8 orang warga Palembang. “Dari tingkat BOR tersebut, sesungguhnya hanya 8 orang warga Palembang saja yang dirawat rumah sakit. Sisanya rumah sakit di Palembang menampung pasien dari Kota/kabupaten dari Sumsel,”ungkapnya.
Dalam kesempatan itu juga Harno menghimbau kepada masyarakat untuk menekan angka kasus untuk menerapkan protokol kesehatan (Prokes). “Saya yakini bila kita tekankan prokes maka angka kasus covid akan berkurang,”tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta agar setiap daerah di Indonesia mengagresifkan pemberian vaksinasi kepada masyarakat. “Sumsel, Lampung, Kalimantan Selatan penyebaran covid-19 sudah cukup kencang. Namun untuk Sumsel dan Lampung, rumah sakitnya sudah siaga. Upaya penanganan dan pencegahan harus terus dimasifkan agar tidak semakin meluas,” katanya.
Dia juga menyebut pemberian vaksinasi memang sangat penting, karena dari data 60-70 persen merekan yang terpapar belum melakukan vaksinasi secara lengkap. (kbs/red)



