Banjir saat Curah Hujan Tinggi, Drainase di Palembang Kurang Optimal

PALEMBANG, SIMBUR – Banjir yang merendam Kota Palembang telah surut. Tidak ada korban jiwa dan warga yang mengungsi akibat bencana hidrometeorologi tersebut. Meski demikian, drainase yang ada di kota ini dinilai belum optimal sehingga kerap memperburuk kondisi banjir saat curah hujan tinggi.

Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari PhD mengatakan, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir di wilayahnya terjadi setelah hujan lebat menguyur beberapa kecamatan.

“Hujan dengan intensitas tinggi ini menyebabkan debit air anak Sungai Musi meluap. Kondisi tersebut diperburuk oleh faktor drainase kota yang kurang optimal. Banjir yang berlangsung pada Sabtu dini hari (25/12), pukul 04.00 WIB, terpantau 60 hingga 100 cm,” ungkap Abdul Muhari melalui keterangan pers, Sabtu (25/12).

Dijelaskan, BPBD mencatat lima kecamatan terdampak banjir tersebut, yaitu Kecamatan Seberang Hulu I, Seberang Hulu II, Sukarame, Kemuning dan Ilir Barat I. Tim Reaksi Cepat BPBD masih melakukan pendataan jumlah warga terdampak di lokasi kejadian. “Belum terpantau adanya warga yang mengungsi,” terangnya.

Merespons kejadian ini, lanjut Muhari, BPBD dibantu TNI, Polri tetap bersiaga terhadap potensi banjir susulan. Prakiraan cuaca di beberapa kecamatan terdampak masih berpotensi hujan ringan pada lusa (27/12) seperti di Seberang Ulu I, Ilir Barat I, Sukarame dan Kemuning.

Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan, H Herman Deru Herman Deru menegaskan, sistem drainase, pompa dan kondisi kanal akan menjadi perhatian khusus Pemerintah Provinsi Sumsel. Selain itu, bersama semua unsur elemen masyarakat, Gubernur memastikan masalah genangan di Kota Palembang bisa diselesaikan.

“Dengan semangat mencari solusi bersama dapat perlahan kami atasi. Membuat genangan banjir surut setelah turun hujan. Untuk segera melakukan proses pengaliran air dari tempat-tempat yang tergenang kembali ke sungai,” pungkasnya.

Gubernur juga mengimbau masyarakat agar mengantisipasi cuaca ekstrem yang diprediksi akan terjadi hujan lebat di sejumlah wilayah di Provinsi Sumsel, terkhusus di Kota Palembang. Menurut Gubernur, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah mengambil berbagai upaya ataupun langkah-langkah dalam menanggulangi bencana dan mengantisipasi cuaca ekstrem.

Dia berharap prakiraan cuaca ekstrem di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan dapat terlewati. “Insya Allah, mari berdoa. Mudah-mudahan ini bisa lewat. Tanpa terjadi cuaca ekstrem. Karena kalau itu benar, namanya hujan sepekan diturunkan sehari, berdoalah mudah-mudahan bisa menghadapi ini,” tandasnya.

Wali Kota Harnojoyo dikabarkan muncul meski tanpa komentar. Dia turut meninjau beberapa titik genangan air di Kota Palembang pada Sabtu (25/12) malam. Didampingi Kepala Dinas PU-PR Kota Palembang, Ahmad Bastari Yusak, Wako menuju beberapa titik genangan air, yakni Simpang Polda, Jalan R Sukamto, Jalan Nurdin Panji, Jalan Lingkaran 1 hingga lokasi pompanisasi Sungai Bendung di Jalan Ali Gatmir Palembang.

Kepala Dinas PUPR Kota Palembang, Ahmad Bastari Yusak menjelaskan, kondisi banjir yang saat ini terjadi di kota ini merupakan salah satu dampak kondisi cuaca ekstrem. Diiringi tingginya curah hujan di Kota Palembang. “Kalau curah hujan normal masih aman. Pompanisasi juga masih aman. Tinggal rekonstruksi aliran air dari lokasi menuju pompa, baik dari saluran primer maupun di pompanya akan disesuikan dengan fenomena alam yang terjadi saat ini,” kata Bastari.

Diwartakan sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Sumatera Selatan, Wandayantolis mengatakan, hujan deras telah mengguyur Kota Palembang kemudian dilaporkan terjadi genangan pada berbagai titik pada Sabtu (25/12) sejak dini hari.

Menurut Dayan, sapaan Wandayantolis, curah hujan tercatat pada Staklim Palembang sebesar 159.7 mm. Dikatakannya, ini adalah rekor tertinggi curah hujan pada bulan Desember sejak 31 tahun terakhir. “Tertinggi untuk series Desember saja,” terang Dayan kepada Simbur.

Adapun dalam catatan klimatologis sepanjang bulan, lanjut Dayan, curah hujan tersebut berada pada ranking ketiga dalam semua catatan hujan Januari hingga Desember dalam 31 tahun tersebut. “Tertinggi ketiga untuk semua bulan,” jelasnya.

Ditambahkan Dayan, pihaknya mengimbau pemerintah dan masyarakat agar segera membersihkan sampah dan genangan air. Tujuannya agar tidak mengundang berbagai macam penyakit. “Curah hujan tinggi menyebabkan munculnya genangan dan adanya tumpukan sampah. Jika tidak segera dibersihkan, menjadi sumber penyakit,” tegasnya.(red)