- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Palembang Direndam Banjir, Potensi Jadi Sumber Penyakit
PALEMBANG, SIMBUR – Hujan deras mengguyur Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan terjadi pada Sabtu (25/12) sekitar pukul 03.00 dini hari. Akibatnya, banjir mengepung hampir di semua penjuru kota ini. Masyarakat yang merayakan Natal pun terdampak karena genangan air sisa banjir masih ditemukan di sejumlah kawasan kota ini hingga menjelang pukul 12.00 siang.
Pantauan di lapangan dan informasi yang berhasil dihimpun, sekitar pukul 07.00 pagi tadi banjir masih menggenangi sejumlah titik jalan utama di Kota Palembang. Hingga kini banjir pun berangsur surut namun genangan air masih ada yang ditemukan mengaspal.
Adapun lokasi banjir di antaranya terjadi di Jl RE Martadinata, tepatnya depan BNI Lemabang dengan ketinggian air 50 cm. Kemudian di Jl Sersan KKO Badaruddin hingga SMAN 5 Palembang dengan ketinggian air 70 cm – 1 meter. Kompleks Yayasan 1 ketinggian 50 cm, Jl Arafuru dengan ketinggian 70 cm. Depan Masjid Ajendam hingga Gereja Ayam Sekojo dengan ketinggian 1 meter. Banjir di Jl RW Mangonsidi dengan ketinggian 80 cm.
Selanjutnya, banjir di Jl Residen Abdul Rozak, ketinggian variatif 50 cm hingga 1 meter. Di Jl AKBP H Umar km 5 ketinggian 50 cm hingga 1 meter. Di Jl Sapta Marga dan Tanjung Sari ketinggian 50 cm. Di Jl Demang Lebar Daun hingga fly over simpang Polda menuju arah Jl Basuki Rahmat, RM Pagi Sore yang menjadi langganan banjir dengan ketinggian lebih kurang 50 cm.
Kepala Stasiun Klimatologi Sumatera Selatan, Wandayantolis membenarkan, hujan deras telah mengguyur Kota Palembang kemudian diaporkan terjadi genangan pada berbagai titik pada Sabtu (25/12) sejak dini hari.
Menurut Dayan, sapaan Wandayantolis, curah hujan tercatat pada Staklim Palembang sebesar 159.7 mm. Dikatakannya, ini adalah rekor tertinggi curah hujan pada bulan Desember sejak 31 tahun terakhir. “Tertinggi untuk series Desember saja,” terang Dayan kepada Simbur.
Adapun dalam catatan klimatologis sepanjang bulan, lanjut Dayan, curah hujan tersebut berada pada ranking ketiga dalam semua catatan hujan Januari hingga Desember dalam 31 tahun tersebut. “Tertinggi ketiga untuk semua bulan,” jelasnya.
Ditambahkan Dayan, pihaknya mengimbau pemerintah dan masyarakat agar segera membersihkan sampah dan genangan air. Tujuannya agar tidak mengundang berbagai macam penyakit. “Curah hujan tinggi menyebabkan munculnya genangan dan adanya tumpukan sampah. Jika tidak segera dibersihkan, menjadi sumber penyakit,” tegasnya.
Berdasarkan data sementara, tambah Dayan, sebaran curah hujan 24 jam terakhir tercatat di BMKG di Kenten 159.7 mm, BMKG di Musi II 164.6 mm, dan BMKG SMB 59.5 mm. Selanjutnya pantauan di Pos Lahat 89 mm, Pangkalam Balai 65 mm, Sungai Keruh Muba 96 mm, Sinar Peninjauan OKU 90.2 mm, Merapi Barat 85 mm, Sungai Lilin 102 mm, dan Muara Padang 72 mm.
Masih kata Dayan, peringatan dini hujan ekstrem tersebut telah dirilis oleh Stasiun Meteorologi SMB sejak pukul 02.30. Untuk peringatan dini keseluruhan wilayah Sumsel telah dirilis sejak awal pada 24 Desember 2021 pukul 20.50 wib. “Potensi peningkatan curah hujan pada bulan Desember selama periode musim hujan karena terkait aktifnya fenomena La Nina telah dirilis sejak 22 Oktober 2021,” tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Sumsel H Herman Deru ditemani putrinya yang juga Duta Literasi Provinsi Sumsel, Ratu Tenny Leriva HD, memantau titik-titik yang menjadi penyebab banjir di Kota Palembang, Sabtu (25/12). Penyusuran tersebut dilakukan mulai dari Simpang Lima Hotel Arista, Pasar 26 Ilir, Sungai Sekanak, Kambang Iwak, dan Sekip Bendung.
Meski hujan turun, tanpa pengawalan khusus, Gubernur mengendarai sendiri mobil untuk melihat langsung kondisi drainase sekaligus berinteraksi dengan warga yang ada di sekitar ruas jalan yang terendam banjir. “Palembang hari ini banjir luar biasa di mana-mana. Kami coba melihat ini apa penyebabnya. Saluran yang memang mampet atau disebabkan kawasan ini merupakan dataran rendah yang tadinya rawa lalu ditimbun,” katanya.
Herman Deru mengungkapkan, Kota Palembang sendiri 70 persen adalah daerah rawa. Terlebih saat ini terjadi peningkatan penduduk di Kota Palembang yang dikarenakan proses urbanisasi atau kemajuan kota yang membuat masyarakat pindah ke Kota Palembang.
Lebih jauh dijelaskannya, banjir yang tenjadi tentu menjadi perhatian khusus Pemprov Sumsel. Termasuk meninjau kembali sejauh mana penegakan peraturan daerah soal penimbunan. Ia juga mengajak masyarakat untuk bersabar dan banyak berdoa dengan musibah yang menimpa Kota Palembang hari ini. “Kami lihat juga sejauh mana Perda penimbunan ini ditegakkan, harus ada pembagian yang jelas antara yang ditimbun dan yang disisakan. Air harus ada tempat genangannya,” terangnya.
Dalam kesempatan ini pula Gubernur Herman Deru meninjau beberapa sistem pengoperasian pompa air pengendali banjir di Kota Palembang. Menurutnya, hal tersebut guna memastikan pemanfaatan alat tersebut sekaligus sebagai upaya antisipasi dalam menekan resiko bencana alam yang biasa terjadi di musim hujan seperti sekarang ini. “Berharap rumah pompa yang ada di sana diperhatikan. Terkait banjir ini kalau tidak diperhatikan nanti bisa lebih parah lagi. Jadi diharapkan semua pihak turun langsung, mulai dari Pemerintahan Kota dan Pemprov Sumsel akan memback upnya,” tambahnya.
Untuk diketahui, Herman Deru juga menyambangi di beberapa wilayah yang tidak terkena dampak banjir karena Intensitas hujan yang tinggi ini, antara lain kawasan Sungai Sekanak – Lambidaro yang sudah rampung revitalisasinya sehingga wilayah sekitarnya bebas dari banjir.
Sementara, di seputaran Jalan Basuki Rahmat tepatnya di depan Rumah Sakit Hermina dan Hotel Aston yang terendam banjir disebabkan lantaran pembelah jalan air dari arah Aston ke sebrangnya. “Sebab itu, setelah ini solusinya adalah mengalirkan air yang di jalan dengan memotong pembelah jalannya,” pungkasnya.(red/kbs)



