- Satu Warga Probolinggo Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
Terdampak Pandemi akibat Desakan Ekonomi
# Jumlah Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 di Sumsel Bertambah 110 Orang
PALEMBANG, SIMBUR – Operasi yustisi yang dilakukan pemerintah untuk menegakkan disiplin dan kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan patut diapresiasi. Akan tetapi, masih banyak masyarakat tidak patuh karena desakan ekonomi. Untuk itu, perlu diberikan solusi agar dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan memulihkan ekonomi masyarakat.
Pakar virus sekaligus juru bicara Satgas Covid-19 Sumsel Prof Yuwono MBiomed mengatakan, tingkat kemiskinan di Sumsel meningkat dari masa sebelum Covid. Ditambah Covid bisa bertambah tiga kali lipat. “Orang-orang yang hidup dalam keterpaksaan ekonomi ini tidak peduli bergejala atau tidak. Mereka tetap bepergian untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan bertahan hidup,” ungkapnya dikonfirmasi Simbur, Rabu (23/9).
Menurut Yuwono, jangan selalu men-judge masyarakat tidak patuh. Tidak selamanya masyarakat disalahkan apabila terjadi lonjakan kasus Covid-19, khususnya di Sumsel. “Masyarakat seharusnya diberi edukasi dan pemahaman tentang Covid. Masyarakat seharusnya diproteksi atau dilindungi, bukan diberi sanksi sosial apalagi denda. Masyarakat seharusnya difasilitasi. Bagi yang tidak memakai masker ya diberi masker. Jangan main hukum denda, hukum denda,” ujarnya seraya menambahkan, makan saja masyarakat susah. Makanya tidak heran banyak yang pasrah dikarantina agar bisa dikasih makan.
Lanjut Yuwono, timbulnya klaster baru karena yang isolasi mandiri. Sejauh ini yang perlu diwaspadai menimbulkan klaster baru di Sumsel masih kantor. Kalau yang lainnya seperti sekolah belum dibuka dan belum boleh tatap muka. “Yang boleh beraktivitas itu yang sehat, tidak lemas dan tidak ada penurunan nafsu makan,” imbuhnya.
Diketahui, per 23 September 2020 total kasus positif Covid-19 di Sumsel sebanyak 5.607 orang, kasus selesai 4.419 orang (sembuh 4.087 orang, meninggal 332 orang), kasus aktif 1.188 orang. Selanjutya, total suspect 18.231 orang. Terdiri dari probable 311 orang, konfirmasi 2.607 orang, discarded 13.367 orang, proses 1.946 orang, dan kasus suspect baru 168 orang.
Adapun penambahan konfirmasi baru Covid-19 per 23 September 2020 sebanyak 110 orang. Berasal dari Palembang 17 orang, Musi Banyuasin 2 orang, Muara Enim 1 orang, Lubuklinggau 76 orang, Muratara 5 orang, Pagaralam 1 orang, Banyuasin, 1 orang, Musi Rawas 7 orang.
Penambahan sembuh per 23 September 2020 sebanyak 24 orang. Berasal dari Palembang 9 orang, Banyuasin 2 orang, Ogan Ilir 1 orang, Muara Enim 8 orang, Pagaralam 2 orang, dan luar wilayah 2 orang. Dengan begitu, jumlah total sembuh sebanyak 4.087 orang (72,89 persen).
Penambahan kasus meninggal sebanyak 6 orang. Berasal dari Palembang 3 orang, Musi Banyuasin 1 orang, Muara Enim 1 orang, dan Muratara 1 orang. Dengan demikian, jumlah total meninggal 332 orang (5,92 persen).
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (PP2M) Dinkes Kota Palembang, Yudhi Setiawan SKM MEpid mengatakan Kota Palembang masih berada di zona kuning atau daerah berisiko sedang dan berupaya menurunkannya lagi menjadi zona kuning dan hijau.
“Palembang masih risiko sedang dengan warna zona orange. Target kami turun lagi. Kalau bisa dari orange ke hijau. Dikatakan zona hijau apabila di Palembang tidak ada lagi kasus aktif. Sudah tidak ada lagi yang dirawat atau isolasi mandiri. Sekarang di Palembang kasus aktif masih 467,” ungkap Yudhi seraya menambahkan, dari orange turun ke kuning saja sudah baik. “Artinya kasus terkendali. Kalau dilihat dari kepatuhan, masyarakat kota lebih patuh terhadap protokol kesehatan dari masyarakat desa,” jelasnya.
Dipaparkannya, penambahan konfirmasi positif per 23 Desember 2020 sebanyak 17 kasus. Total kasus di Palembang 2.934. Lebih kurang 78 persen atau 2.287 kasus Covid di Palembang sudah sembuh. “Yang meninggal ada 180 kasus (6 persen). Yang masih dirawat, isolasi mandiri ada 467 kasus aktif (16 persen) yang tersebar di 18 kecamatan. Yang dominan di Sako 59 kasus, Ilir Barat I ada 54 kasus, Sukarami ada 47 kasus. Selebihnya di bawah itu sebarannya,” bebernya.
Kalau dihitung dari persentase kesembuhan Palembang, lanjut Yudhi, sudah 78 persen melebihi rata-rata nasional, 71 persen. Meski persentase kematian (6 persen) melebihi rata-rata dunia. “Ada kabupaten-kota lain di Sumsel yang persentase kematiannya lebih tinggi,” kilahnya.
Yudhi menambahkan, pihaknya belum melakukan audit mortality per kecamatan. “Karena rata-rata homorbit, kematian disebabkan penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes yang didominasi usia lanjut,” jelasnya.
Yudhi mengimbau agar masyarakat jangan lengah dan tetap waspada. “Tetap menjalankan protokol kesehatan dengan melakukan 5M, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, meningkatkan daya tahan tubuh, dan menghindari kerumunan,” tutupnya.(maz)



