- Satu Warga Probolinggo Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
Cegah Penularan Covid-19 di Perkantoran, Lakukan Inovasi dan Kreasi Bisnis
JAKARTA, SIMBUR – Pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Aktivitas masyarakat yang saat ini mulai meningkat menimbulkan risiko penularan baru, khususnya di perkantoran maupun di tempat kerja lain. Drg Kartini Rustandi MKes selaku Plt. Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 328 mengenai perlindungan kesehatan masyarakat, khususnya di perkantoran dan perindustrian.
“Kita tahu bahwa tempat kerja bukan hanya di kantor bukan hanya di perindustrian, tapi ada juga yang kerjanya di pasar, mal, dan ada juga pekerja seni,” ucap drg Kartini pada Talkshow yang digelar di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (25/8).
Tempat kerja tersebut tidak hanya terbatas pada perkantoran dan perindustrian, Kementerian Kesehatan juga mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382 yang di dalamnya berisikan informasi tentang protokol kesehatan yang harus dilakukan 12 kelompok tempat kerja, seperti pasar, hotel, restoran, tempat ibadah, moda transportasi, salon atau jasa perawatan dan kecantikan, serta tempat-tempat wisata termasuk event atau jasa kreatif.
Protokol kesehatan yang telah dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan tersebut baru akan diterapkan oleh pemerintah daerah masing-masing untuk disusun lebih rinci dan detail yang diturunkan dalam petunjuk teknis maupun peraturan gubernur. “Tentu kita masih ingat bagaimana protokol kesehatan yang harus dilakukan terdiri dari dua, yaitu protokol kesehatan terkait dengan perlindungan individu dan perlindungan kesehatan masyarakat,” ujar drg Kartini.
Oleh karenanya, semua kantor dan tempat kerja harus memperhatikan baik perlindungan kesehatan individu maupun perlindungan kesehatan masyarakat. Seluruh tempat kerja harus memiliki koordinator dan tim penanganan Covid-19 guna mengontrol pelaksanaan protokol kesehatan dan melakukan respon kontak tracing apabila terdapat kasus positif.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro, menjelaskan apabila mengadakan rapat yang sifatnya sangat mendesak di tempat kerja khususnya di ruangan yang tertutup, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, memastikan ruangan yang benar-benar dapat menjamin jaga jarak, memastikan peserta rapat dalam kondisi yang sehat, sebelum memasuki ruangan wajib melewati prosedur standar adaptasi kebiasaan baru yang meliputi cek suhu tubuh, mencuci tangan, kemudian memakai masker.
Berikutnya, hindari menyediakan makanan dan minuman, mengecek sirkulasi dan ventilasi ruangan seperti pendingin ruangan dan kipas angin yang tidak boleh langsung mengarah ke peserta rapat, serta batas waktu maksimal diadakannya rapat adalah 30 menit.
“Kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan harus dilakukan ketika berangkat kerja, berada di tempat kerja, sampai pulang ke rumah, termasuk sebelum masuk kedalam rumah,” kata dr Reisa.
Apabila berada di kafe untuk bekerja, usahakan memilih Co-Working Space yang personal. Sehingga terdapat sekat pada masing-masing meja dan terdapat ruangan pribadi yang sifatnya private. “Usahakan untuk tidak membuka masker ketika berada di tempat umum,” pesan Dokter Reisa mengenai protokol kesehatan ketika bekerja pada Co-Working Space.
Untuk merubah perilaku yang belum pernah dilakukan sebelumnya dalam adaptasi kebiasaan baru tentunya membutuhkan proses, dr Reissa mengingatkan bahwa selain kesabaran dan kedisiplinan, protokol kesehatan perlu untuk diingatkan secara terus menerus dengan semangat.
Sementara itu, berbagai solusi dilakukan pengusaha di tengah masih adanya penularan Covid-19, seperti shifting atau mengubah jenis usaha dan diferensiasi. Langkah ini dilakukan agar bisnis yang dimiliki tetap berjalan dan menjamin kesejahteraan karyawan.
Pengusaha Rose Yunita Latuconsina selaku BPP HIPMI Bidang 9 menyampaikan, sebelum pandemi Covid-19, bisnis yang ia miliki berjalan di sektor properti. Namun, akibat pandemi, usahanya terdampak dan terhambat. Kondisi ini mendorongnya terus melakukan inovasi dengan terus berkreasi.
Alhasil hingga saat ini, bisnis yang ia miliki bergerak dalam produksi multifunction bag. Tidak hanya mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, bisnis ini pun berperan untuk menggalang dana bagi anak Indonesia yang kurang mampu.
“Saat ini, kami melakukan inovasi dan kreasi dengan membuat multifunction bag. Ada charity-nya juga. Jadi setiap pembelian satu tas itu artinya klien telah ikut menyumbang satu kotak susu untuk anak-anak yang kurang mampu demi kecerdasan dan demi meningkatkan kesehatan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” ujar Rose.
Rose menjelaskan bahwa bisnis properti yang ia miliki masih berjalan, namun dengan beberapa penyesuaian, yaitu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan saat bekerja dan terus mencari solusi dari masalah yang datang. “Penyesuaian kita lebih banyak ke protokol kesehatan, kalau saya sih mempraktikkannya kalau bisa tidak ada merumahkan karyawan. Jadi saya selalu bilang ‘lets do something’ pasti ada solusinya, tapi memang ‘extra effort’ melakukan itu,” ucap Rose.
Rose menegaskan bahwa sebisa mungkin bisnis yang ia jalani tidak merumahkan para karyawannya karena bagi Rose menjalankan bisnis tidak hanya berorientasi pada pendapatan pribadi namun juga pendapatan karyawan. Oleh karena itu, dilakukannya diferensiasi dan shifting menjadi salah satu solusi agar bisnis tetap berjalan.
Menanggapi kesulitan untuk memulai bisnis baru di masa pandemi, Rose beranggapan bahwa hal tersebut bergantung pada masing-masing individu dalam melihat peluang bisnis. Rose mengatakan bahwa sebagai pengusaha harus memiliki pola pikir strategis dalam melihat peluang di balik masalah yang datang. “Di mana ada masalah sebenarnya di situ ada peluang. Jadi seorang entrepreneur memang harus mempunyai mindset menemukan peluang bisnis di setiap masalah,” tutur Rose.
Rose menyampaikan pesan bagi para pengusaha untuk tetap memiliki pemikiran yang positif, tetap tenang dalam menghadapi masalah, dan yang terpenting tidak merumahkan karyawan. “Be positiv, ketika ada badai ketika ada masalah jangan mundur tapi kita tenang, tetap semangat, dan jangan lupa menangkap peluang. Shifting atau diferensiasi itu bukan hal yang memalukan yang penting cobalah kita tidak merumahkan karyawan. After this new normal, kita boost lagi bisnis kita. Today must be better than yesterday,” tutup Rose.
Pada kesempatan yang sama, pengusaha Jaqueline Margareth Sahetapy selaku Ketua Umum HIPMI BPD Maluku mengatakan bahwa bisnis yang ia miliki pun terdampak oleh pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, bisnis yang ia miliki berjalan pada sektor jasa konstruksi. Namun, saat ini Jaqueline memulai bisnis baru, yaitu menjual alat kesehatan dan menjual ikan tuna dari Maluku ke Jakarta. “Di Maluku potensi sumber daya lautnya sangat besar sekali, dengan begitu kita membantu nelayan dalam kondisi seperti ini. Saya membantu penjualan mereka di Jakarta,” tutur Jaqueline.
Jaqueline tetap menjalankan bisnis yang sebelumnya telah ia bangun, yaitu jasa konstruksi. Namun dengan berjalannya bisnis, ia melakukan beberapa penyesuaian. Salah satunya menerapkan protokol kesehatan saat bekerja. “Dimulai dari kantor dulu, karyawan sudah membiasakan diri wajib pakai masker, hand sanitizer, dan sebagainya. Untuk pekerja di lapangan juga tetap harus ada protokol kesehatannya, pakai hand sanitizer, masker, tetap harus jaga jarak,” ujar Jaqueline seraya mengatakan bahwa kesulitan untuk memulai bisnis baru di tengah pandemi bergantung pada kemampuan pengusaha melihat peluang.
Jaqueline menambahkan bahwa di saat pandemi COVID -19 ini para pengusahan harus tetap semangat dan optimis. “Harus tetap semangat tetap optimis karena kalau kita tidak memiliki itu apapun yang kita lakukan otomatis tidak jalan. Melihat bahwa segala sesuatu yang terjadi itu pasti mendatangkan hal-hal yang baik. Tetap berusahan tetap semangat. Do the best,” tutupnya.(red)



