- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Pak RT Selamatkan Aku dari Muncikari
AKU anak baru gede (ABG) asal Muara Dua, Oku Selatan. Kini dijadikan pemuas birahi pria hidung belang di Batam. Sebut saja namaku Mawar. Remaja berusia 19 tahun seperti aku awalnya dijanjikan kerja di rumah makan, tetapi justru dipaksa melayani pria dewasa. Parasku yang cantik ini sesekali menampakkan keluguan dan kepolosan yang membuat orang di sekitarku tersenyum.
Aku tidak tamat SMA, hanya sampai kelas dua sajaLantas aku meminta restu kepada orang tua agar bisa pergi ke Lampung untuk bekerja. Karena yang menawarkan pekerjaan itu adalah tetanggaku sendiri, aku dan orang tuaku pun tidak menaruh curiga sedikit pun kepada Ratih.
Akhirnya, tepat pada 5 Februari 2016 aku berangkat meninggalkan rumah. Dalam perjalanan, aku berangkat dari kampung halamannya menuju Palembang bersama Ratih. Sesampainya di Palembang, Ratih bukannya mengajakku naiki bus dengan tujuan Lampung, aku justru dibawa oleh Ratih menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II.
Setelah mendarat di Bandara Hand Nadim Batam, akhirnya aku tahu saat itu sedang berada di Batam setelah membaca tulisan-tulisan yang terpampang di sepanjang jalan. Aku dibawa ke Tanjunguncang, ke tempat seorang wanita bernama Zuniar Mardiana. Setelah sampai di tempat Zuniar Mardiana yang terletak di Simpang Hyundai Tanjunguncang, aku langsung disuruh berkenalan dengan semua orang yang ada di cafe remang-remang itu.
Aku kemudian dipaksa oleh Zuniar yang juga merupakan maminya untuk melayani hasrat laki-laki hidung belang. Jika menolak melayani laki-laki, siksaan dari mami telah menantiku. Aku pun akhirnya hanya bisa pasrah menjalani kehidupan baru. Aku kabur jam 7 pagi, saat itu semuanya sedang tidur. Setelah berlari dan berjalan akhirnya aku berjumpa dengan Ardian. Seketika itu juga aku langsung meminta tolong kepada Ardian.
Dengan perasaan terpaksa dan merasa utang budi kepada Ardian, akhirnya aku tidak mempunyai pilihan lain, selain menuruti kemauan Ardian. Akhirnya, aku mendapatkan kesempatan untuk kabur dari rumah itu. Pada saat itu, Aridan sedang bermain futsal bersama teman-temannya. Karena rumah yang saat itu kebetulan kosong, aku tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk kabur.
Aku kembali menemukan seseorang yang diharapkannya menjadi penolong bernama John. Kisah hidupku bersama John tidak jauh berbeda dengan hidup yang kujalani sebelumnya. Di dalam rumah John, aku juga harus melayani John layaknya suami istri. Setelah menunggu hampir sebulan, akhirnya aku kembali kabur dari rumah John.
Dalam pelarian, aku langsung menemui Ketua RT perumahan itu. Kepada sang ketua RT, aku menceritakan semua dan berharap mendapat surat keterangan domisili karena identitasnya ditahan Zuniar. Pak RT mengantarkanku ke paguyuban, sampai aku datang ke kantor polisi. Akhirnya aku bisa pulang dan bertemu keluarga. Terima kasih, Pak RT. Kapan aku bisa jadi Bu RT?(*)
……………………….
Baca terus kisah nestapa wanita di rubrik Kudeta (Selingkuh Depan Mata)
Hanya di surat kabar Simbur Sumatera



