- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Mobilitas Masyarakat Meningkat selama Nataru, Waspada Cuaca Ekstrem di Sumsel
PALEMBANG, SIMBUR – Selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) warga Sumatera Selatan (Sumsel) diminta agar selalu waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem. Terdapat tiga sistem siklonik di wilayah Indonesia yang berpotensi memicu hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi. Kondisi ini beriringan dengan prediksi puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung pada November 2025 hingga Februari 2026, sehingga meningkatkan potensi terjadinya bencana alam.
Situasi tersebut menuntut kesiapsiagaan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pengamanan dan pelayanan Nataru tahun ini harus dilaksanakan secara ekstra dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, mulai dari aspek pengamanan, pelayanan publik, hingga respons cepat terhadap berbagai dinamika di lapangan demi memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Siswanto ST MSi mengatakan, meski siklon tropis dikabarkan sudah berlalu, masyarakat khususnya para pemudik di Pulau Sumatera dan Jawa diharapkan agar memerhatikan informasi perkembangan cuaca terkini. “Bibit siklon 91S yang sudah berkembang menjadi siklon tropis bakung. Sejak dua hari lalu (siklon tropis bakung) sudah punah,” ungkap Siswanto, Jumat (15/12).
Berdasarkan Monitoring Tropical Cyclone Center dari BMKG, terdeteksi 1 bibit Cyclone Tropis 93S yang diprediksi masih di Selatan dan bergerak Barat daya dari Pulau Jawa. Dia mengimbau masayarakat tetap tenang dan tidak panik. Di samping selalu waspada terhadap dampak tidak langsung yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan pada daerah yang dekat dengan bibit siklon tersebut. Khusus mnya Pulau Jawa dan Sebagian Sumbagsel.
Dipaparkan, bibit Siklon Tropis 93S dan 95 S memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap kondisi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia dan wilayah perairan dalam 24 jam hingga 19 Desember 2025 pukul 07.00 WIB. Sistem bibit siklon tropis 93S diprakirakan memiliki peluang sedang – tinggi untuk menjadi siklon tropis dalam periode 24 jam ke depan. “Sedangkan untuk bibit siklon tropis 95 S diprakirakan berpeluang rendah untuk meningkat menjadi siklon tropis,” terangnya.
Hasil analisis dinamika atmosfer terkini, menunjukkan prospek cuaca Sumatera Selatan. Bibit Siklon Tropis 93S dan 95S memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia dalam 24 Jam hingga 19 Desember 2025 pukul 07.00 WIB, khususnya wilayah Sumatera Selatan. “Akibat dari terbentuknya daerah pertemuan angin atau konfluensi,” ujarnya.
Wilayah Sumsel saat bulan Desember berada pada Puncak MH diprediksi CH Tinggi (200 – 500) mm dan Januari – April 2026. Diprediksi akan mendapatkan Curah Hujan Menengah – Tinggi (200 – 400 mm). Waspada potensi curah hujan tinggi pada bulan Desember 2025 hingg Maret 2026. Musim hujan diprediksi berlangsung hingga April 2026.
“Berdasarkan kajian data rekapitulasi bencana di Sumatera Selatan, sepanjang periode 1 Januari hingga 2 Desember 2025, Provinsi Sumatera Selatan didominasi oleh kejadian bencana banjir (84 kali) dan angin kencang (81 kali),” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan Dr. H. Herman Deru mengingatkan adanya potensi tantangan cuaca ekstrem selama periode Nataru, seperti hujan lebat, angin kencang, risiko banjir, hingga gangguan transportasi. Hal itu diungkap Gubernur saat Apel Gelar Pasukan Operasi Kepolisian Terpusat Lilin Musi 2025 di halaman Griya Agung, Palembang, Jumat (19/12) sore.
Gubernur menekankan pentingnya kewaspadaan dan kesiapan respons cepat seluruh unsur pengamanan di lapangan. “Momentum Nataru selalu diiringi dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, baik untuk beribadah, berwisata, maupun berkumpul bersama keluarga. Negara harus hadir memastikan seluruh aktivitas tersebut berjalan aman, tertib, dan lancar,” tegas Herman Deru.(red)



