- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Sebanyak 1.001 Personel Temukan Dua Jenazah, Korban Longsor Cilacap Jadi 13 Orang
CILACAP, SIMBUR – Memasuki hari keempat atau Minggu (16/11), pencarian korban longsor di Cilacap terus dilakukan. Tim pencarian dan pertolongan (Search and Rescue-SAR) gabungan kembali menemukan dua jenazah yang tertimbun material longsor.
“Total korban meninggal dunia pada peristiwa longsor Desa Cibeunying menjadi 13 orang. Sementara itu, jumlah orang dalam pencarian ada sebanyak 10 orang,” ungkap Abdul Muhari PhD, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Minggu (16/11).
Sejak pukul 06.00 WIB, sebanyak 22 alat berat jenis bucket eskavator dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum, Pemerintah Kabupaten Cilacap, diturunkan membantu proses operasi pencarian dan pertolongan (opsar) longsor yang melanda Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. “Penambahan alat berat pengeruk tanah ini terbukti memudahkan tim pencarian dan pertolongan (SAR) dalam menemukan korban yang masih hilang,” terangnya.
Selain alat berat, opsar ini juga didukung oleh 1.001 personel dari berbagai komponen bangsa. Sembilan ekor unit K9 dari Kantor SAR Semarang, Polda Jawa Tengah, dan Polres di Jawa Tengah ikut membantu pencarian korban.
Hingga saat ini, pemerintah desa setempat telah menyediakan lokasi pengungsian di Balai Desa Cibeunying dan gedung MTS SS Cibeunying. “Dua lokasi ini dimanfaatkan warga untuk tempat bernaung sementara, terutama saat malam hari,” jelasnya.
Selain operasi SAR, pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak juga menjadi salah satu prioritas penanganan darurat bencana ini. Sesuai perintah Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos. M.M., tim Kedeputian Bidang Penanganan Darurat BNPB menyerahkan dukungan bantuan operasional berupa kebutuhan dasar, logistik, dan peralatan kepada Pemerintah Kabupaten Cilacap.
Penyerahan bantuan itu dilakukan secara simbolis oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, kepada Bupati Cilacap Syamsul Amalia Rohman, dengan rincian kebutuhan dasar antara lain 200 paket sembako, 100 lembar selimut, 100 buah matras, dan 200 pax makanan siap saji. Selain itu diserahkan pula bantuan peralatan yaitu satu unit tenda pengungsi, 20 unit tenda keluarga, satu unit pompa alkon, empat unit light tower, dan dua unit pompa alkon.
Demi memaksimalkan rangkaian penanganan darurat secara terpadu, Bupati Cilacap telah menetapkan status keadaan darurat bencana banjir dan tanah longsor selama 30 hari, terhitung dari tanggal 14 November hingga 14 Desember 2025.
Mengingat cuaca di sekitar Cilacap, khususnya di wilayah Kecamatan Majenang dan sekitarnya diprakirakan masih berpotensi turun hujan dengan intensitas ringan hingga tinggi, BNPB mengimbau warga sekitar, khususnya di wilayah terdampak untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi risiko longsor susulan atau banjir bandang.
Gelar Operasi Modifikasi Cuaca
Sebagai bentuk dukungan percepatan penanganan darurat bencana ini, operasi modifikasi cuaca (OMC) juga dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak Minggu (16/11) pagi. Bahan semai berupa Natrium Klorida (NaCl) dan Kalsium Oksida (CaO) sebanyak 3 ton telah disemai melalui tiga sorti penerbangan.
Operasi dilaksanakan secara intensif dengan menggunakan satu armada pesawat Cessna PK-SNM yang diberangkatkan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, menuju area yang berpotensi memicu peningkatan curah hujan di wilayah terdampak.
“Selama proses OMC dilakukan, cuaca di wilayah terdampak terpantau cerah berawan. Hal itu tentunya memudahkan kinerja tim SAR gabungan dalam melanjutkan misinya,” ujar Muhari.
Sebelumnya, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan yang memimpin penanganan darurat bencana longsor di Cilacap, mengatakan bahwa operasi SAR memang terkendala cuaca. Pihaknya mengupayakan OMC dengan tujuan agar hujan tidak turun di wilayah terdampak sehingga proses pencarian dan pertolongan dapat dimaksimalkan. “OMC ini kami upayakan agar cuaca di wilayah terdampak lebih kondusif sehingga operasi SAR bisa dimaksimalkan dan keselamatan petugas tetap terjaga,” tutur Budi, Sabtu (15/11).
Di sisi lain, pelaksanaan OMC ini atas arahan Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., sebagai bentuk atensi pemerintah pusat dalam penanganan bencana jangka pendek, sejalan dengan perintah langsung Presiden Prabowo Subianto.
Pelaksanaan operasi akan terus dilanjutkan sesuai kebutuhan di lapangan untuk memastikan stabilitas cuaca tetap terjaga, sehingga proses evakuasi dan penanganan darurat dapat berlangsung secara aman dan optimal.
BNPB terus berkoordinasi dengan lintas lembaga terkait guna memastikan seluruh rangkaian operasi berjalan lancar, tepat sasaran, dan mendukung percepatan penanganan bencana di wilayah terdampak.(red)



