Harga Meroket Jelang Lebaran, Minyak Goreng Curah Jadi Pilihan

BANYUASIN, SIMBUR – Di pasar kebanggaan warga Pangkalan Balai, Kabupaten Banyuasin hampir setiap hari masyarakat melaksanakan jual beli. Baik sembako, pakaian, maupun bahan bangunan. Terjadi lonjakan harga bahan pokok menjelang hari raya Idulfitri. Para pedagang semuanya tampak sibuk menata dan menambah stok. Terutama dari segi bahan pokok.

Shanti (38), pedagang di pasar tradisional Pangkalan Balai mengatakan, harga sembako naik saat mendekati lebaran. “Saya berjualan buah-buahan dan sembako sudah 5 tahun,” ungkapnya, Kamis (21/4).

Kata dia, sekarang lagi meroket-roketnya harga bahan bahan pokok sembako. “Kalau bisa bahan pokok dan sembako minta diturunkan harganya sesuai standar, seperti telur,  minyak, gandum dan beras,” harapnya.

Saat harga barang naik, kata dia, pendapatan dan omzet penjualannya masih stabil. Dirinya berharap ke depannya supaya lebih besar lagi dagangannya. “Lancar lagi pokoknya semoga harga bahan turun. Seperti itu saja,” tegasnya.

Demikian halnya terjadi di Desa Tanah Mas, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin. Kenaikan harga sembako seperti minyak goreng mulai dirasakan para pedagang kecil yang menjual aneka takjil selama bulan Ramadhan. Mereka kebingungan akan hal ini. “Bingung ingin beralih menggunakan minyak curah atau tetap memakai minyak kemasan. Kami masih memikirkan kesehatan serta kualitas kelezatan penggorengan,” ujar Mely, pedagang takjil.

Di Tanah Mas sendiri, harga minyak goreng curah pun masih dirasa tinggi. Menembus angka Rp18 ribu per kilo. Namun, tidak ada jalan keluar lagi ujar Mely sebagai pedagang kecil. Minyak goreng curah menjadi pilihan. “Saya beralih memakai minyak curah. Mahal jika ingin memakai minyak kemasan.  Tidak terkejar untuk proses hasil jualanannya,” ujar Mely.

Solusi kenaikan minyak goreng ini memang harus menjual jualanan dengan harga sedikit tinggi. Di sisi lain para pedagang kecil tidak bisa menjual jualannya dengan harga tinggi, karena kenaikan minyak goreng ini. Dengan alasan karena mereka merasakan kekhawatiran akan ditinggalkan para konsumennya. Para pedagang kecil berharap harga minyak curah dan harga minyak kemasan kembali normal.

“Kalau kemarin kelangkaan minyak goreng, sekarang sudah ada, tapi malah naik. Sekarang harganya sangat mahal. Harga minyak goreng curah saja biasanya Rp 9 ribu per kilo sekarang sudah naik menjadi Rp18 ribu perkilo. Sementara, harga minyak goreng kemasan biasanya Rp13 ribu sekarang sudah naik menjadi Rp24.500,” ujarnya.(wms06/wms03)