- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Wapres Sebut Banyuasin Lumbung Jagung Terbesar Ketiga di Sumsel
BANYUASIN, SIMBUR — Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka mengawali kunjungan kerja (kunker) di Sumatera Selatan dengan Panen Raya Jagung. Kegiatan tersebut sekaligus memperingati Hari Tani Nasional. Panen raya berlangsung di Desa Mulia Sari, Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin, Kamis (25/9).
Wapres Gibran menyampaikan apresiasi atas undangan yang hangat dari masyarakat Banyuasin. Ia juga menitipkan salam dari Presiden Prabowo yang tengah menghadiri Sidang Umum PBB di New York. “Banyuasin adalah lumbung jagung terbesar ketiga di Sumsel. Kita harus memastikan program prioritas pertanian berjalan baik,” ujar Wapres.
Wapres menekankan pentingnya memperkuat infrastruktur pertanian sebagai bagian dari kebijakan Inpres No. 10 Tahun 2025. Menurut Gibran, ketersediaan jalan, pelabuhan, bendungan, hingga irigasi adalah faktor kunci agar hasil pertanian tidak hanya melimpah, tetapi juga terserap pasar dengan harga yang baik bagi petani. Ia menegaskan semua pihak harus mengawal program ini agar benar-benar memberi dampak langsung.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sumsel Herman Deru mengungkapkan tiga persoalan besar Banyuasin yang perlu segera diatasi. Pertama, penyelesaian proyek Tol Palembang-Betung yang masih terkendala pembebasan lahan sepanjang 5 kilometer.
Kedua, Gubernur menekankan perbaikan Jalan Lintas Timur sepanjang 14 km yang rusak parah akibat kelebihan muatan kendaraan. Menurutnya, kondisi ini memperlambat distribusi barang, bahkan berulang kali memicu kecelakaan.
Ketiga, percepatan pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat yang sudah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional. Herman Deru menilai keberadaan pelabuhan laut ini sangat mendesak, mengingat selama ini Sumsel hanya memiliki pelabuhan sungai di kawasan perkotaan. “Pelabuhan samudera ini akan menjadi pintu ekspor komoditas pangan Sumsel, sekaligus mengurangi beban logistik yang selama ini terpusat di Palembang,” paparnya.
Selain menyampaikan tiga PR tersebut, Herman Deru juga menyinggung capaian Sumsel dalam produksi gabah. Ia melaporkan bahwa Sumsel kini mampu menghasilkan 3,3 juta ton gabah kering giling, meningkat signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya 2,7 juta ton. “Kebijakan pemerintah menaikkan HPP menjadi Rp6.500 per kilogram benar-benar berdampak positif bagi petani kita,” ujarnya.(red)



