Dress Berwarna Soft Paling Banyak Diburu Wanita Jelang Lebaran

# Omzet Penjualan Turun, Pembeli Baju Lebaran Berkurang

 

 

PALEMBANG, SIMBUR – Hari Raya Idulfitri 2022 merupakan hari besar bagi umat muslim sekaligus menjadi hari kemenangan atas selesainya 30 hari berpuasa selama di bulan Suci Ramadan. Hari Raya Idulfitri yang kerap disebut ‘Lebaran’ oleh masyarakat menjadi ajang silatuhrahmi bersama kerabat-kerabat dan keluarga besar.

Jelang Lebaran, tak heran kaum hawa berlomba-lomba tampil cantik menawan. Salah satu tradisi yang masih sangat kental hingga saat ini adalah membeli baju Lebaran. Tradisi itu tidak bisa dilepaskan hingga saat ini. Liona Hijab Fashion Palembang misalnya. Butik yang Jl Jenderal Ahmad Yani ini menjadi salah satu toko baju yang sering dikunjungi wanita jelang hari raya.

Menurut Aulia (20), pegawai Liona Hijab Fashion Palembang, jelang Idulfitri banyak kaum hawa yang sudah mencari baju lebaran khususnya dress yang menjadi incaran. “Dress memang menjadi incaran para pembeli ketika jelang Idulfitri. Dengan model dress yang bermotif seperti maxmara, ada juga yang polos seperti kaftan dan itu berbagai macam warna,” ungkapnya, Rabu (20/4).

Dia menambahkan, dress bermotif seperti maxmara hingga kaftan ini memang paling di incar dan paling laku di kalangan kaum hawa saat ini. Apalagi dengan berbagai motif hingga bermacam warna menjadi sebuah ketertarikan bagi pembelinya. Aulia melanjutkan, warna baju pun menjadi salah satu daya tarik dan dicari.

Untuk harga baju yang dijual di toko ini terbilang terjangkau dengan harga kisaran mulai Rp150 ribu – Rp170. Sudah bisa memakai baju  Lebaran dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau. Dikatakannya, pula, toko Liona Hijab Fashion Palembang ini masih terbilang baru karena mulai berjalan 2 tahun. Ditambah masa pandemi yang membuat penjualan menjadi standar. Meski demikian, itu tidak menjadi masalah bagi toko tersebut untuk tetap beroprasi hingga saat ini.

Masih kata Aulia, sebagai admin di toko tersebut mereka akan tetap mengoptimalkan usaha penjualan baju ini. “Kami akan melakukan pemberian bonus setiap pelanggan atau pembeli yang datang ke toko kami ini. Bisa berupa diskon dan lainnya dengan begitu kami sebagai penjual mendapatkan keuntungan dan pembeli pun senang dan merasa puas dengan adanya kegiatan tersebut,” jelasnya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga selalu menerapkan pelayanan yang baik supaya pembeli selalu merasa puas dan nyaman ketika berbelanja di tokonya. “Itu bisa menjadi poin plus, baik bagi pembeli maupun kami sebagai penjual. Itu adalah salah satu usaha kami agar dapat mengoptimalkan usaha toko baju ini,” ujarnya.

Sementara itu, ajang berburu baju lebaran tidak pernah terlewatkan bagi kaum emak-emak dan remaja putri. Apalagi banyak tren busana terbaru. Tidak hanya itu, selain di mal dan toko online, di pasar tradisonal juga banyak mengikuti tren mode sesuai macamnya. Pantauan di pasar tradisonal Jl Merdeka  No.107  Pangkalan Balai, banyak masyarakat yang begitu antusias dalam berburu baju lebaran.

Fatma (45) pedagang baju mengatakan, dirinya berjualan pakaian sudah lama. “Saya berjualan pakaian sekitar 15 tahun,”jelasnya.

Dijelaskannya, banyaknya tren terbaru saat mau lebaran. Dia mengatakan, omzet dari penjualan pakaian selama masa pandemi sekarang menurun. “Biasanya kalau lebaran seperti yang sudah –sudah agak meningkat. Kalau lebaran tahun ini agak sedikit berkurang,” jelasnya.

Beliau juga mengungkapkan, penjual atau pembelinya kurang seperti itu. Terutama prospek ke depan, dia mengemukakan banyak harapan. “Saya harap ke depannya tambah maju dan jualan tambah laku dan laris seperti itu. Pandeminya cepat menghilang pergi. Jualan saya seperti dulu dan sekarang ini agak sulit pencarinya,” ungkapnya.

Terpisah, Topan Sapta, desainer di kota Palembang ikut memberi tanggapan tentang tren baju lebaran saat ini. Dia mengatakan, sebenarnya tidak ada tren khusus kalau untuk lebaran. Untuk pakaian biasanya lebih pada personalitinya masing-masing.

“Pada dasarnya, fashion itu kalau menurut saya lebih ke jati diri masing-masing. Karena apa yang kamu kenakan saat ini adalah fashion. Dengan fashion bisa menunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya. Jika mengikuti tren bisa saja mungkin belum tentu cocok ketika dikenakan,” ungkapnya, Kamis (21/4).

Tidak dapat dipungkiri, kata Topan, masyarakat selalu bersemangat ketika menyambut hari raya dengan menggunakan baju lebaran yang sering menjadi sorotan hingga trending topic. Akan tetapi, kembali ke personaliti masing-masing dan mencocokan kembali gaya berpakaian hingga saat dikenakan dapat terasa nyaman dan cocok.

Topan kembali memberi tanggapan, tahun ini yang menjadi sorotan itu lebih ke warna pakaian. “Untuk secara global dan melihat dari rulesnya mungkin lebihke warna atau lebihke tren warna baju. Kalau tahun lalu itu lebih ke bold. Tahun sekarang ini lebih cenderung warna pastel atau soft,” ujar Topan.

Dengan berbagai macam model baju, lanjut Topan, mungkin dari tahun ke tahun tetap sama. Akan tetapi, banyak membedakan, yakni warna dan motifnya. “Harapannya untuk dunia fashion ke depannya semoga bisa lebih berkembang lagi terutama pada pakaian yang kasual,” paparnya.

Untuk wilayah Sumatera Selatan, kata Topan, sekarang ini mengalami kemajuan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun lalu memang belum berani untuk mencoba suatu hal yang baru. “Ke depan agar pakaian bisa lebih menonjolkan sisi kebudayaan atau tradisional. Khususnya budaya Sumatera Selatan agar bisa lebih mengenal dan mencintai produk lokal,”pungkasnya.(wms07/wms06)