Lebaran, Palembang Berpotensi Masih Hujan

PALEMBANG, SIMBUR – Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) diprediksi bakal diguyur hujan lebat hingga hari raya Idulfitri 1441 Hijriah pada Minggu (24/5) nanti. Hal itu berdasarkan prakiraan cuaca dan analisis hujan yang dirilis Stasiun Meteorologi SMB II Palembang BMKG Sumatera Selatan.

“Potensi hujan diprakirakan dapat terjadi hingga tiga hari ke depan. Sampai Lebaran masih bisa berpotensi hujan,” ungkap Sinta Andayani, kepala Unit Analisa dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, dikonfirmasi Simbur, Jumat (22/5).

Menurut Sinta, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat di Kota Palembang dan sekitarnya disebabkan oleh pengaruh tidak langsung dari pusat tekanan rendah dari siklon tropis Mangga. Di samping, tumbuhnya tekanan udara rendah (low pressure area) di Samudera Hindia, sebelah selatan Pulau Jawa. Hal ini, lanjut dia, berpengaruh menarik aliran massa udara dari Sumatera Bagian Utara masuk ke wilayah Sumsel.

“Ketika massa udara tersebut sampai di Sumsel, terjadi perlambatan gerak akibat belokan angin. Akibatnya, massa udara bertumpuk serta mengakibatkan hujan lebat dan angin kencang serta guntur di Palembang,” jelasnya.

Diungkapnya pula, curah hujan hingga saat ini Jumat, 22 Mei 2020 (pukul 14.30 WIB) tercatat sementara sebesar 40 mm di Kota Palembang. Kondisi hujan ini masuk dalam kategori hujan sangat lebat (>20 mm/jam). Sementara, kecepatan angin maksimum tercatat 38 knots atau 72.2 km/jam. “Kondisi cuaca ini diprakirakan masih akan berpotensi hingga tiga hari ke depan untuk wilayah Sumatera Selatan,” ungkapnya.

Senada diungkap Desindra Deddy Kurniawan, kepala Stasiun Meteorologi SMB II. Dirinya menambahkan, selain belokan angin yang menyebabkan kondisi cuaca ekstrem, saat ini Sumsel memasuki masa transisi yaitu peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau. Pada masa ini, sambung Desindra, sering muncul cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung, dan petir. “Saat ini MJO di fase 3 yang menyebabkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif jadi meningkat,” tandasnya.(kbs)