- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Pernyataan Gubernur Sumsel tentang Karhutla akibat Api dari Pantulan Cahaya Kaca Mobil Dinilai Kurang Ilmiah
PALEMBANG, SIMBUR – Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru sempat mengatakan bahwa pantulan cahaya matahari melalui kaca mobil atau gesekan ranting dapat menyebabkan api hingga mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Pernyataan tersebut mengundang respons dari Kasi Observasi dan Informasi Stasiun Metereologi SMB II Palembang, Bambang, Benni Setiaji.
Bambang memaklumi contoh yang diberikan Gubernur. Akan tetapi, menurut dia, sangat kecil kemungkinan terjadi. “Itu sangat kecil kemungkinan terjadi walau dalam keadaan sangat kering. Memang iya, biasanya kalau kebakaran seperti di Kanada (itu) jarang (terjadi). Biasanya ada pembakaran kecil terus tidak bisa dipadamkan akhirnya meluas. Kalau ada akibat cahaya (pantulan dari kaca mobil), itu sedikit kurang nyaman dengarnya. Harus dibuktikan secara ilmiah,” sanggahnya, Kamis (27/6).
Sepengetahuannya, terkait pergesekan apalagi cahaya, berarti kalau cahaya matahari terang itu apa ada lampu. “Memang lampunya dari kaca pembesar kan tidak juga,” tutupnya bercanda.
Sebelumnya Gubernur memastikan jika upaya pencegahan karhutla harus dioptimalkan. Akan tetapi, pencegahan karhutla tidak mesti dengan biaya yang mahal.
“Masyarakat sudah lebih tinggi kesadarannya. Hanya terkadang yang namanya lahan yang kering ketika ada pantulan cahaya matahari dari kaca mobil bisa menghidupkan api. Jadi jangan terus berpikir jika itu (kebakaran) ada kelalaian atau kesengajaan. (Tapi) tidak bisa (juga) itu dikatakan karena sebuah kecelakaan. Pencegahan tetap harus dioptimalkan. Jadi tidak harus mahal kan,” kata Deru.
Deru juga mengatakan jika kebakaran terjadi kebanyakan di atas lahan yang sudah tidak produktif lagi. Karena itu, perlu untuk diproduktifkan dengan fungsi lahan yang baru. “Dari sekian banyak dampak karhutla itu (kebakaran) selalu di atas lahan yang tidak produktif. Nah, salah satu langkah Pemprov Sumsel adalah mengaktifkan dan memproduktifkan lahan-lahan yang tidak produktif itu. Antara lain, ada lahan seluas 250 ribu hektare yang kami buka menjadi sawah,” selanya.(dfn)



