Pilpres di Palembang Cerminan Pesta Demokrasi di Sumsel

PALEMBANG, SIMBUR – Kemenangan pasangan calon (paslon) 02, Prabowo-Sandi tidak terbendung di Kota Palembang. Paslon 02 tersebut menang meyakinkan dengan perolehan suara mencapai 61,48 persen. Kemenangan paslon 02 diketahui dalam rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara tingkat kota, yang diselenggarakan KPU Kota Palembang, Selasa (30/4).

Kemenangan tersebut memang sudah terlihat dari antusiasme masyarakat Palembang pada masa kampanye beberapa waktu lalu. Sangat terlihat dukungan masyarakat ke paslon 02 lebih banyak dibanding lawannya.

Pengamat Politik Sumsel yang juga adalah Rektor Universitas Taman Siswa, Drs H Joko Siswanto MSi mengatakan jika Palembang bisa menjadi cermin dari hasil rekapitulasi pilpres di Sumatera Selatan (Sumsel). Pasalnya dari 17 kabupaten/kota, Palembang memang yang tertinggi jumlah penduduk dan pemilihnya.

“Kalau melihat seperti itu dan saya cermati, memang 02 unggul di Sumsel. Jadi, gambaran kota Palembang (pilpres) bisa mencerminkan (kabupaten/kota) yang lain,” ujarnya.

Sebagai seorang pengamat politik, dirinya memprediksi kemenangan paslon 02 di Sumsel. “Saya sudah mensinyalir itu (kemenangan 02) jauh hari sebelum banyak kegiatan (kampanye), karena di Sumsel itu ada empat isu yang membuat masyarakat cenderung mendukung paslon 02,” katanya.

Pertama adalah isu ekonomi, dimana pemerintahan Jokowi dianggap tidak mampu mendongkrak harga karet dan sawit. Sehingga, masyarakat khususnya di pedesaan lebih memilih 02. “Isu ekonomi itu kaitannya dengan harga karet dan sawit yang rendah, dan selama pemerintahan Jokowi-JK dianggap tidak bisa mendongkrak itu (harga). Jadi, kalau di pedesaan itu cenderung karena faktor ekonomi,” ungkap Joko.

Isu kedua, lanjutnya, adalah efek dari gerakan 212 yang dianggap sebagai politik identitas dan segala pernak-perniknya. “Masyarakat Sumsel khususnya Islam perkotaan tampaknya boleh dikatakan mengarah kepada kelompok organisasi Islam yang lahir pasca reformasi lalu,” katanya.

Ketiga adalah isu adanya ketidakmerataan pembangunan fisik yang cenderung hanya dilakukan di Palembang saja. “Pembangunan cenderung di Palembang seperti jembatan, LRT, flyover, dan jalan tol, sementara jalan penghubung antar kabupaten itu rusak,” lanjut Joko sembari menambahkan jika semestinya masyarakat Palembang berterimakasih pada pemerintah pusat, tetapi faktanya malah tidak ada.

“Jadi, triliunan uang yang digelentorkan ke Palembang ternyata tidak memengaruhi pilihan (masyarakat). Dengan demikian ada faktor lain yang membuat masyarakat tidak suka itu,” ujarnya.

Ditambahkan, keempat adalah isu ideologi, dimana kubu petahana sering dikaitkan dengan isu komunis. Bahkan saking kuatnya, isu idealisme itu sampai menyentuh akar rumput. “Isu hoaks tampaknya (juga) melanda masyarakat Palembang. Contohnya, langganan saya yang jual sayur itu lebih memilih 02 karena katanya kalau 01 itu komunis. Nanti akan jadi negara komunis,” ujarnya sembari memastikan isu tersebut sangat kuat dan sampai ke akar rumput. “Jadi saya melihat untuk di Palembang, yang lebih menohok adalah politik identitas dan isu komunis,” tutup Joko.

Untuk diketahui, dari hasil rekapitulasi KPU Palembang di 18 kecamatan, paslon 01 hanya mampu meraup suara Sebanyak 350.539 suara, dan paslon 02 berhasil menjaring suara masyarakat sebanyak 559.422 suara. Perolehan suara tersebut diperoleh dari jumlah suara di Palembang sebesar 925.134, dimana ada 909.961suara yang sah, dan 15.173 suara yang tidak sah. Dengan jumlah tersebut, dapat dipastikan paslon Prabowo-Sandi menjadi pemenang pada kontestasi pilpres di wilayah kota Palembang. (dfn)