Ziarah Kubra Jadi Agenda Pariwisata Nasional

PALEMBANG, SIMBUR  – Haul dan Ziarah Kubra yang menjadi agenda tahunan bagi umat Islam di Sumatera Selatan (Sumsel) khususnya kota Palembang, mulai tahun ini dijadikan agenda pariwisata nasional. Tentu sebagai salah satu wisata religi, diharapkan nilai spiritual, sejarah dan budaya saja yang diperoleh, tapi juga berdampak pada ekonomi mikro di kota Palembang.

Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Ir H KM Isnaini Madani memastikan jika Ziarah Kubra sudah dijadikan agenda nasional oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar), dan mendapat bantuan. “Tahun ini sudah mulai dibantu oleh Kementerian Pariwisata. Mulai tahun ini juga sudah masuk dalam agenda pariwisata nasional,” ungkapnya saat dikonfirmasi Simbur.

Menurutnya, Ziarah Kubra dinilai akan ikut membantu ekonomi kerakyatan dan tentu pendapatan asli daerah (PAD) Kota Palembang. “Sangat bagus sekali untuk ekonomi masyarakat, karena ziarah kubra tahun ini mendatangkan sekitar 20 ribu orang. Itu bukan hanya nusantara tetapi juga dari berbagai negara. Mereka datang ke Palembang dalam rangka Ziarah Kubra itu,” ujarnya.

Ditambahkan, mereka itu pasti menginap, membawa uang, membeli oleh-oleh, makan, bayar pajak, dan sebagainya. “Itu potensinya (ekonomi) sangat bagus sekali, dan itu ditangkap oleh Kemenpar dan dijadikanlah event nasional dan juga dibantu oleh kementerian (Kemenpar),” tambahnya.

Isnaini juga memastikan jika pihaknya ikut terlibat dalam mengawal kegiatan tersebut. Dinas Pariwisata juga ikut membantu promosi dan terlibat langsung dalam kepanitiaan. “Dari awal kami ajukan proposal sehingga dibantu oleh Kementerian, dan promosi-promosi kami kawal baik promosi online maupun media luar ruang, dan sampai sekarang kami kawal terus dan begitu juga pelaksanaan tahun-tahun mendatang. Kami ikut dalam kepanitiaan. Tidak boleh ada istilah “elu dan gue”. Kami bergabung di dalam (kepanitiaan),” tambah Isnaini.

Dengan dimulai tahun ini sebagai agenda pariwisata nasional, Isnaini berharap agar Ziarah Kubra semakin dikenal banyak orang di seluruh belahan dunia, sehingga akan berdampak positif bagi Kota Palembang Darussalam. “Tentu harapannya ke depan akan lebih viral lagi, lebih banyak didatangi oleh wisatawan. Tentunya, ke depan kami harapkan seluruh lini (stakeholder) ikut membantu,” harapnya.

Karena, lanjut Isnaini, dengan seluruh stakeholder ikut membantu, mudah-mudahan kegiatan tersebut lebih final dan sempurna sehingga di mata dunia lebih bagus. “Sehingga, apa yang kita harapkan kegiatan itu bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung,” imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Sumsel, Habib Mahdi Muhammad Syahab berpendapat jika memang masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan Ziarah Kubra, namun paling tidak kegiatan tersebut bisa menjadi wisata religi di Palembang yang tentu akan lebih mengenalkan kota pempek di belahan dunia lainnya.

“Untuk sekarang memang masih mengalir, belum diwacanakan ke arah sana. Karena memang terkadang hal-hal seperti itu keluarnya spontanitas. Tetapi mudah-mudahan ke depan mungkin bisa diwujudkan dan dikelola dengan lebih baik,” ujarnya.

Dikatakan, Ziarah Kubra memang merupakan gerakan umat dan memang yang terdata di panitia seperti itu (dana kegiatan). Tapi sebenarnya masyarakat juga membantu dari hal transportasi berupa mobil pribadi, ada yang punya membantu penginapan berupa rumah pribadi, ada yang membantu sarapan, dan lain-lain. Jadi memang antusias masyarakat untuk kegiatan ini ckup kuat, dan mudah-mudahan terus dijaga dan dipelihara,” ungkapnya yakin.

Jelasnya, lanjut Habib Mahdi, itu adalah jalinan hubungan, menghidupkan kembali jalur akar budaya melayu yang selama ini sudah ada. “Tentu untuk masyarakat kota palembang silaturahmi itu terjalin, dan banyak sekali manfaatnya. Orang yang tidak kenal dengan Palembang, kerajinan, makanan Palembang sekarang kenal,” ujarnya.

Pantauan di lapangan, banyak sekarang yang justru tersambung. Ada yang buka usaha di Jakarta akhirnya terjalin hubungan barang dagangan dan lain-lain. Secara fisikal seperti itu. “Secara religi juga berjalan seperti pertukaran dai. Jadi dai Palembang pergi berdakwah ke daerah-daerah lain. Jadi kegiatan ini menguntungkan baik secara materi maupun immateri,” jelas Habib Mahdi.

Ketua panitia Ziarah Kubra, Alhabib Abdurrahman Alhabsyi mengungkapkan jika tahun ini kegiatan Ziarah Kubra menelan dana sekitar Rp300 juta. Dikatakan, jika dana tersebut berasal dari donatur baik di Palembang maupun luar Palembang. “Dana yang digunakan berkisar Rp 300 juta selama tiga hari dari sumbangan masyarakat seluruhnya, juga ada bantuan dari pemerintah berupa fasilitas dan juga Dinas Pariwisata,” jelas Abdurrahman seraya menambahkan, memang dari dulu diadakan ini dari sumbangan para donatur terutama dari Palembang. “Termasuk orang Palembang yang tinggal di luar Palembang,” ungkapnya.(dfn)