KPU Palembang Diteror Bom

# Polisi Simulasi Tactical Blocking

 

PALEMBANG, SIMBURNEWS – Jelang Pilkada Serentak, ditemukan benda asing KPU kota Palembang yang diduga bom. Benda asing tersebut disimpan dalam tas hitam yang diletakkan begitu saja didepan meja tamu kantor KPU Palembang.

Staf KPU Palembang yang terlihat panik, langsung berlarian keluar kantor dan langsung melaporkan temuan tersebut ke Polsek Ilir Timur (IT) 1. Selanjutnya Kapolsek dan anggotanya langsung mendatangi lokasi untuk mengecek laporan warga. Untuk pengamanan, lokasi di duga bom itu kemudian diberi garis polisi.

Kapolsek IT 1 kemudian melaporkan ke Polresta Palembang yang langsung menurunkan tim gegana. Setelah tim gegana memeriksa dengan X-ray, ternyata benda tersebut benar adalah bom. Setelah itu tim gegana menggunakan telerobo untuk melakukan pengamanan bom. Telerobo dikendalikan dari jarak jauh dengan menggunakan wifi.

Setelah itu, Telerobo membawa bom tersebut di tempat yang lebih aman untuk dilakukan pencerai-beraian bom. Setelah telerobo memindahkan bom tersebut, tim gegana segera melakukan persiapan peledakan bom tersebut, yang akan dipimpin langsung oleh Kanit Jibom.

Setelah bom diledakkan, tim gegana segera melakukan tindakan pengecekan dan menyatakan bahwa lokasi telah aman. Selanjutnya dilakukan pengumpulan serpihan bom yang nantinya dijadikan bahan investigasi untuk menemukan pelaku yang meletakkan bom tersebut.

Potongan adegan tersebut merupakan  bagian dari simulasi Sispamkota yang dilakukan di lapangan depan Stadion Gelora Jakabaring, Rabu (7/2). Dari simulasi tersebut, diharapkan mampu meningkatkan kesiapan anggota yang akan mengamankan pilkada serentak 2018 di wilayah Sumsel.

Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain yang memimpin giat apel tersebut, mengatakan jika peragaan pelatihan simulasi sistem pengaman kota (Sispamkota) merupakan kesiapan untuk menghadapi pesta demokrasi pilkada serentak 2018 di Sumsel. khususnya kesiapan anggota TNI dan Polri dalam rangka mengamankan Pemilukada 2018.

“Sispamkota dilaksanakan sebagai wujud keseriusan  bersama sekaligus untuk mengecek seberapa jauh kesiapan dan kesigapan personil dalam menghadapi segala bentuk situasi maupun keadaan yang berpotensi terjadinya konflik dalam pelaksanaan pilkada serentak 2018 mendatang,” ujarnya.

Sebelumnya kata Kapolda, sudah dilaksanakan tactical blocking terkait apa saja yang akan dilaksanakan dalam menghadapi perkembangan situasi, dimana para petugas dan prajurit di ploting atau ditempatkan. “Saya harap semuanya sudah jelas. Siapa berbuat apa, siapa bekerjasama dengan siapa, siapa bertanggungjawab kepada siapa, sudah jelas diketahui oleh seluruh anggota prajurit yang akan melaksanakan tugas masing-masing,” lanjutnya.

Masih kata Kapolda, kehidupan demokrasi di Indonesia khususnya di Sumsel, telah memberikan ruang kebebasan bagi masyarakat untuk menyalurkan hak politik yang seluas-luasnya. Hal tersebut berarti pentingnya proses pilkada bagi keberlangsungan kepemimpinan di dalam pemerintahan. Maka, dalam konteks tersebut, diperlukan situasi keamanan yang maksimal untuk mengawal dan menjaga keberlangsungan pilkada serentak 2018 di Sumsel.

Sementara, Kapolresta Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono sebagai pihak yang ditugasi menggelar simulasi mengatakan, simulasi yang dilakukan oleh pihaknya sebagai gambaran menyeluruh terhadap upaya PAM Pilkada Kota Palembang dan Pilgub Sumsel Juni mendatang.

“Anggota yang disiapkan berjumlah 1.851 personel baik dari Polresta Palembang, Polda Sumsel, TNI, termasuk personel dari Sat Pol PP Kota Palembang,” pungkasnya.

Untuk diketahui, setidaknya ada empat simulasi situasi yang diperagakan oleh para anggota yang nantinya akan bertugas di lapangan. Kegiatan tersebut adalah, pengamanan calon kepala daerah ketika ada pihak yang mencoba menculiknya. Kedua, simulasi situasi di tempat pemungutan suara (TPS), dimana ada sekelompok masyarakat yang ingin menyalurkan hak politiknya, namun tidak terdaftar di TPS tersebut.