Harga Beras Naik, Satgas Pangan Pantau Pedagang

PALEMBANG, SIMBURNEWS – Kenaikan harga beras yang terjadi secara nasional juga berdampak pada masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel). Pasalnya, harga beras di pasar sudah merangkak naik sekitar 10 sampai 20 persen. Akan tetapi, Kepala Perum Bulog Divre Sumsel Babel, Andi Bakhtiar AS masih menganggap bahwa kenaikan tersebut masih dalam batas toleransi.

Dikonfirmasi Simbur, Sabtu (13/1), Bakhtiar mengatakan, kenaikan harga tersebut masih dalam batas toleransi. “Kenaikan harga beras di Sumsel belum terlalu signifikan karena Bulog sudah melakukan operasi pasar sejak tanggal 22 Desember yang lalu. Beras kami sudah ada di seluruh pasar-pasar yang ada di Sumsel. Kalau saya lihat terutama di Palembang, kenaikan harga beras hanya sekitar 10 sampai 20 persen saja,” ujarnya.

Terkait apakah ada pengaruh dari kebijakan impor beras oleh pemerintah pusat, Andi Bakhtiar membantah karena memang saat ini kondisinya belum panen, kemudian dulu Bulog biasanya sudah menyalurkan rastra di Januari.

“Sekarang itu belum berjalan sehingga otomatis masyarakat yang biasanya menerima beras prasejahtera (rastra) akhirnya membeli beras di pasar. Akibatnya, permintaan (beras) tinggi, kemudian panen juga diperkirakan di Februari mendatang. Itu juga merupakan siklus tahunan, sebab Desember dan Januari merupakan titik rawan harga beras,” jelasnya sambil menambahkan jika pendistribusian rastra kemungkinan akan dipercepat pada akhir Januari 2018.

Terkait stok beras Sumsel yang ada saat ini, Andi Bakhtiar mengatakan walaupun sebelumnya dinyatakan jika stok beras di Sumsel cukup, tetapi kenyataannya Sumsel masih melakukan pembelian beras dari luar. “Silakan saja dikonfirmasi dengan Dinas Pertanian karena mereka yang memproduksi, sedangkan Bulog hanya tugasnya memebeli saja jika ada barang (beras),” ujarnya.

Namun secara umum kata Andi Bakhtiar, kenaikan harga beras masih dianggap berada pada batas-batas toleransi dibanding daerah lain. karena memang hanya ada 10 kota di Indonesia yang menjadi titik fokus, dan Sumsel tidak termasuk di dalamnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sumsel, Erwin Noorwibowo mengatakan jika sebenarnya saat ini Sumsel terus melaksanakan panen. Ada sekitar 200.000 hektare lebih yang akan panen pada Januari dan Februari 2018.

“Saya kira, soal kenaikan harga tersebut bukan karena kekurangan pasokan (beras) atau produksi, tetapi lebih kepada sistem perdagangan. Kenapa saya bilang demikian, itu akibat pengaruh isu-isu yang harga beras melonjak dan lain-lain. tetapi yang jelas, kalau produksi Sumsel terus. Bisa dilihat bahwa hampir di seluruh wilayah tiap hari ada panen, apalagi di daerah Banyuasin,” jelasnya.

Erwin mengatakan jika Dinas dan Bulog bertekad untuk menahan (kenaikan harga) karena memang saat inilah waktunya. “Kalau kita impor beras dalam kondisi sedang panen raya, hal itulah yang tidak kami inginkan,” ujarnya.

Mengenai kenaikan harga kata Erwin, Bulog sudah punya stok kurang lebih 20.000 ton dan dirinya berpikir jika stok itu cukup untuk Sumsel. Apalagi, Bulog sedang melaksanakan operasi pasar, sehingga disetiap pasar ada beras Bulog dimana harganya masih di bawah harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 9.350 per kilogram.

Secara umum lanjut Erwin, dari stok beras yang ada, Sumsel dinyatakan aman dari sisi persediaannya. “Saya sudah berkoordinasi dengan Kepala Bulog (Kabulog), dan Kabulog siap untuk mengamankan harga beras saat ini untuk menghindari kenaikan harga. Dan, setiap setiap hari Bulog melakukan operasi pasar,” ujarnya.

Terkait bahwa Sumsel masih membeli beras dari Provinsi lain, Erwin membantah hal tersebut dan mengatakan jika tidak mungkin terjadi sebab Sumsel terus memproduksi beras. “Tidak ada. Masa kita yang produksi besar terus (tapi beli dari luar). Justru, yang ada orang (provinsi lain) yang membeli beras dari Sumsel, apalagi saat ini Sumsel memasuk masa panen raya.

Sebelumnya, di Mapolda Sumsel Jumat kemarin (12/1), Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan jika dari hasil pemantauan satuan tugas (satgas) pangan yang sampai saat ini tetap berjalan, beras Sumsel masih diperkirakan cukup.

 

“Satgas pangan berfungsi tidak hanya menghadapi hari-hari besar keagamaan, saat ini alhamdulillah dari hasil pantauan masih cukup. Sudah dilaporkan melalui aplikasi Laksan yaitu aplikasi menyangkut sebelas bahan pokok dan strategis baik industri, pangan maupun perdagangan. Sampai saat ini alhamdulillah masih normal,” ujarnya.

Masih kata Kapolda, memang menurut isu terjadi kenaikan (harga), tetapi untuk Sumsel masih sesuai dengan harga yang ditentukan oleh pemerintah (harga eceran tertinggi), dan Bulog juga masih selalu melakukan kegiatan operasi pasar, walaupun mereka menunjuk mitra. (mrf)