Gila Harta, “Janda” Mati akibat Serangan Jantung

PALEMBANG, SIMBURNEWS – Puluhan mahasiswa dan pelajar membanjiri aula kampus utama Universitas Bina Darma Palembang, Kamis (11/1) sekitar pukul 14.00 WIB. Mereka datang untuk menyaksikan kematian seorang janda akibat gila harta dalam sebuah pertunjukan teater.

Pementasan drama “Janda Silang” adaptasi naskah “Tanda Silang” karya Eugene O’neill saduran WS Rendra ini dipentaskan mahasiswa semester 5 Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Bina Darma Palembang. Pementasan tersebut merupakan ujian akhir semester pada mata kuliah dalam bentuk praktikum.

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Bina Darma Palembang, Hastari Mayrita MPd merasa sangat bangga kepada mahasiswa yang berhasil mementaskan drama. “Pementasan ini merupakan pementasan tahunan yang dilakukan prodi kami. Harapannya, kegiatan ini mampu mengangkat akreditasi prodi yang selama ini nilai B menjadi nilai A,” ungkapnya.

Masih kata Hastari, seluruh mahasiswa yang terlibat dalam pementasan tersebut sudah bekerja keras selama satu semester, di mana proses tersebut terdiri dari casting, latihan yang dibimbing oleh dosennya. “Saya tahu persis sekali suka duka mereka dalam berproses. Tapi, mereka mampu membuktikan dan saya sangat bangga. Ke depan kegiatan ini akan lebih kami intensifkan,” ungkapnya.

Sementara, Ayu Riski Paras selaku sutradara  “Janda silang” bercerita tentang sebuah keluarga yang terdiri dari seorang janda dan dua orang anak yang gila memburu harta karun. Rumah mereka dibuat seperti di dalam sebuah kapal. Namun, karena sang janda itu ternyata gila harta karun, sehingga kehidupan mereka dibuat seperti pelaut dengan kostum bajak laut dengan interior rumah yang mirip sebuah kapal.

“Pesan dari naskah ini, bagi saya adalah manusia jangan gila dengan harta. Dengan sifat tersebut tidak ada gunanya. Apalagi, jika manusia meninggal tidak akan membawa harta dunia apa pun,” ungkap mahasiswi semester V jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia ini.

Sebenarnya, Ayu yang mengaku tertantang untuk menyutradarai laokon tersebut. Awalnya takut menjadi sutradara. Setelah membaca naskahnya, dia kemudian merasa tertantang, karena harus mengubah sifat asli aktor menjadi sesuai dengan kebutuhan naskah. Ayu berharap semoga kegiatan pementasan drama tidak hanya dilakukan sekali dalam setahun saja. “Kalau perlu setiap bulan ada pementasan drama,” singkatnya.

Drama “Janda Silang” mengisahkan tentang Kapten kapal wanita yang berstatus janda (diperankan Desi) memiliki dua anak, Zubaidah (Yuni) dan Zaenab (Aisyah). Kapten telah menjadi gila akibat trauma yang menimpanya. Dokter (Elys) pun tak sanggup mengobatinya.

Kapten terdampar di pulau terpencil di Sungai Musi. Ia berhasil pulang, namun suaminya sakit dan meninggal. Ia menunggu anak buah yang pergi berlayar untuk mengambil harta karun di pulau dimana ia terdampar tanpa pernah mau menerima kenyataan bahwa kapal miiknya telah karam dihempas ombak.

Anak sulungnya yang buntung, Zubaidah yang selama bertahun tahun percaya akan harta itu mulai meragukan. Namun ketakutannya dan semua yang telah ibunya jejalkan ke otaknya membuat Zubaidah menjadi gila perlahan. Zubaidah telah menghilangkan peta harta karun yang diwariskan padanya.

Zubaidah merasa ketakutan ketika ibunya yang gila kembali membicarakan kapal Bukit Siguntang telah kembali. Kepercayaannya kembali tumbuh dalam bayang ketakutan. Zubaidah bahkan tak menghiraukan ibunya yang terkena serangan jantung akibat kegilaan mereka untuk mendapatkan kembali peta harta karun dari tangan ibunya.(mrf)