- Satu Warga Probolinggo Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
Terima Arahan, Beri Masukan
JAKARTA, SIMBURNEWS – Tanpa disadari, perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia kerap mendapat arahan dari Presiden. Hal itu diketahui dari hasil pertemuan Ketua Aptisi Pusat, Budi Djatmiko beserta jajaran dengan Presiden Joko Widodo, didampingi Menteri Sekretaris Negara, Praktikno, di Istana Negara Jakarta, Rabu (23/8) sekitar pukul 14.30 WIB.
Dalam pertemuan itu, Presiden RI Joko Widodo berbicara tentang radikalisme di Indonesia, khususnya di lingkungan kampus, serta permasalahan di perguruan tinggi. “Ada enam arahan Presiden yang disampaikan pada pertemuan tersebut,” ungkap M Budi Djatmiko kepada Simbur Sumatera.
Menanggapi itu, Aptisi pun memberikan masukan kepada Presiden. Dikatakan Budi, pihaknya bersedia mengilangkan radikalisme, tetapi jangan sampai mendeskriditkan agama tertentu, dan menjatuhkan martabat pimpinan agama, karena riset membuktikan yang ucapamnya dapat dipercaya masyarakat di antaranya dose/guru, ulama, dan mahasiswa.
Sebagai ketua Aptisi, Budi prihatin dengan kecepatan berpikir Presiden dalam menghadapi perubahan tetapi tidak diikuti jajaran kementerian dan eselon 1 dan 2. “Sangat lambat dan kurang adaptif dengan perubahan yang diharapkan Presiden,” imbuhnya. (mrf)
(Baca berita selengkapnya di surat kabar Simbur Sumatera edisi September 2017)



