- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Karhutla Terpantau di Pulau Kalimantan dan Sulawesi
JAKARTA, SIMBUR – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Pulau Kalimantan dan Sulawesi. Hal itu diungkap Abdul Muhari PhD, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB melalui keterangan resminya yang diterima redaksi, Minggu (27/7).
Muhari menyampaikan, seluas 200 hektare lahan gambut di Desa Siran, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur terbakar pada Kamis (21/7). Meskipun lokasi kebakaran dekat dengan area permukiman warga Desa Muara Siran, namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. “Hingga Sabtu (26/7), terpantau masih tampak titik api dan asap yang cukup tebal,” ujar Muhari.
Selain di Kaltim, karhutla juga terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara. Peristiwa dilaporkan terjadi pada Kamis (24/7) pukul 19.15 WITA. “Titik api terpantau berada di Desa Solog di Kecamatan Lolak,” ungkapnya.
Menurut Muhari, kebakaran diduga dipicu oleh oknum warga masyarakat yang membuka lahan dengna cara membakar ditambah kondisi angin yang cukup kencang. “Api menjalar hingga menghanguskan lahan seluas satu hektare. BPBD bersama tim gabungan segera melakukan upaya pemadaman. Kondisi terkini, api sudah berhasil dipadamkan pada Jumat (25/7),” jelasnya.
Dikatakannya pula, memasuki puncak musim kemarau pada akhir Juli hingga awal Agustus 2025 ini, BNPB mengimbau Pemerintah Daerah. Khususnya di enam provinsi prioritas Karhutla untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi risiko bencana karhutla. “Prakiraan curah hujan pada dasarian keempat Juli hingga dasarian pertama Agustus 2025 terpantau berada dalam kategori rendah, di bawah 50 mm,” terangnya.
Saat ini, BNPB melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC) di tiga provinsi yaitu Riau, Sumatera Barat, dan Kalimantan Barat. “OMC ini dilakukan guna percepatan penanganan karhutla yang melanda wilayah tiga provinsi tersebut,” tutup Muhari.(red)



