Ratusan Siswa di Sumsel Ikut Retret “Laskar Gandus”, Gubernur: Bukan Hanya Akademik, tapi Nilai Kehidupan

PALEMBANG, SIMBUR — Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Dr H Herman Deru SH MM menunjukkan kepedulian nyata terhadap pendidikan karakter. Dia mengunjungi kegiatan retret Laskar Pandu Satria di Bumi Perkemahan Gandus (versi redaksi “Laskar Gandus”) Kamis (3/7) siang. Kunjungannya jadi penyemangat tersendiri bagi ratusan siswa yang tengah mengikuti kegiatan tersebut.

Para siswa dari berbagai sekolah di Sumsel tampak antusias menyambut kehadiran orang nomor satu di provinsi itu. Suasana menjadi lebih meriah ketika Herman Deru menyapa dan berbincang langsung dengan para peserta retret.

Retret Laskar Pandu Satria merupakan wadah pembinaan mental, kepemimpinan, dan solidaritas bagi pelajar. Program ini diselenggarakan atas kolaborasi sejumlah organisasi kepemudaan dan pendidikan dengan dukungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

Tidak hanya datang untuk memberi sambutan, Gubernur turun langsung meninjau fasilitas dan kondisi lingkungan perkemahan. Ia melihat tenda-tenda peserta, dapur umum, serta area kegiatan untuk memastikan seluruh fasilitas berjalan dengan baik dan memenuhi standar kenyamanan.

Yang menjadi perhatian utama Herman Deru adalah soal kebersihan dan ketersediaan air bersih. Ia secara tegas meminta panitia serta dinas terkait agar memastikan aspek sanitasi terjaga selama kegiatan berlangsung. “Hal paling dasar dalam kegiatan seperti ini adalah kebersihan dan kesehatan. Kami tidak ingin anak-anak ini mengalami gangguan hanya karena fasilitas yang kurang memadai,” tegasnya.

Lebih lanjut, Gubernur juga menyampaikan pembekalan kepada para peserta dengan gaya komunikatif yang khas. Ia mengajak para pelajar untuk menjadikan retret ini sebagai momentum membentuk karakter dan memperkuat mental kepemimpinan. “Kalian adalah cikal bakal pemimpin Sumsel ke depan. Gunakan kesempatan ini untuk mengembangkan potensi, belajar bertanggung jawab, dan saling menghormati sesama,” ujar Herman Deru.

Suasana keakraban begitu terasa saat Gubernur duduk bersama para siswa, mendengarkan cerita mereka, serta membagikan pengalaman hidupnya sebagai pemimpin daerah.

Meski di bawah terik matahari, keceriaan siswa tak surut. Bahkan, kehadiran Gubernur seakan menjadi suntikan semangat yang membakar antusiasme mereka dalam mengikuti seluruh rangkaian acara. Retret ini menjadi simbol penting dari upaya kolektif pemerintah dan masyarakat dalam mencetak generasi muda yang unggul, disiplin, dan berjiwa sosial. Hal ini sejalan dengan program prioritas pembangunan SDM yang selama ini digaungkan Pemprov Sumsel.

Gubernur berharap retret semacam ini bisa digelar lebih luas dan berkesinambungan. Ia percaya, pendekatan pendidikan berbasis karakter seperti ini akan berdampak besar dalam menciptakan pemimpin masa depan yang berintegritas dan bertanggung jawab. “Bukan hanya akademik, tapi nilai-nilai kehidupan, kepemimpinan, dan kebersamaan juga harus diajarkan sejak dini. Itulah esensi pendidikan karakter,” pungkasnya.

Sebelumnya, Gubernur Herman Deru, menegaskan pentingnya investasi karakter bagi generasi muda melalui program Retret Laskar Pandu Satria, sebuah inovasi pendidikan nonformal yang menyasar pelajar yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri di sekolah umum.

Menurut Herman Deru, program retret yang diresmikan di Bumi Perkemahan Gandus ini merupakan solusi konkret atas berbagai tantangan sosial yang dihadapi remaja saat ini, seperti penyalahgunaan narkoba, judi daring, hingga balap liar. “Program ini hadir sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap generasi muda yang membutuhkan pendekatan khusus dalam pengembangan karakter,” ujarnya.

Retret Laskar Pandu Satria dilaksanakan secara bertahap dan menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peserta. Gelombang pertama melibatkan 100 peserta dari seluruh kabupaten/kota di Sumsel. Mereka mengikuti kegiatan selama 10 hari penuh, dengan metode latihan fisik, psikologis, dan pembinaan mental yang komprehensif. “Pola pendidikan yang digunakan sangat terstruktur. Selain kedisiplinan fisik, peserta juga mendapatkan pembinaan psikologi dari para profesional. Kami ingin karakter mereka terbentuk secara utuh,” tambah Herman Deru.

Ia menekankan bahwa retret ini tidak mengganggu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) karena dilaksanakan pada masa libur sekolah. Ini sekaligus menunjukkan keseriusan Pemprov Sumsel dalam mendukung sistem pendidikan nasional melalui pendekatan yang adaptif.

Gubernur juga menyoroti pentingnya partisipasi orang tua dalam kesuksesan program ini. “Respon orang tua sangat luar biasa. Mereka berharap besar pada program ini agar anak-anak mereka lebih siap menghadapi tantangan kehidupan ke depan,” ucapnya.

Lebih lanjut, Herman Deru menjelaskan bahwa dirinya telah menyampaikan program ini kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Respon yang diberikan sangat positif. “Beliau sangat mengapresiasi. Bahkan saya melibatkan Forkopimda dan BNN agar pembinaan ini juga selaras dengan misi nasional,” ungkapnya.

Saat ditanya mengenai perbedaan program ini dengan kegiatan kepramukaan lain, Herman Deru menjawab bahwa Laskar Pandu Satria memiliki pendekatan yang lebih mendalam dan personal. “Semua pernah ikut pramuka, tapi dalam program ini, kami memperdalam nilai-nilai kepanduan dan menggabungkannya dengan pembinaan psikologis serta sosial,” katanya.

Menurutnya, retret ini bukan sekadar pelatihan, melainkan fondasi menuju Indonesia Emas 2045. “Kami ingin anak-anak ini siap bersaing secara global. Ketika tiba di usia produktif, mereka punya keterampilan dan karakter unggul,” jelas Deru.

Keberhasilan program ini, lanjutnya, akan dievaluasi dari hasil nyata yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari para alumni retret. “Yang menilai bukan saya, tapi orang tua, guru, dan panitia. Kalau terbukti berhasil, kita akan lanjutkan dan mungkin kembangkan ke program pertukaran pelajar,” ungkapnya.

Herman Deru berharap masyarakat luas dapat memahami esensi Retret Laskar Pandu Satria. “Ini bukan sekadar kegiatan, ini adalah investasi untuk masa depan Sumatera Selatan,” tutupnya.(red)