- Tiga Tersangka dan Barang Bukti Korupsi di Dinas PUPR Banyuasin Diserahkan ke Penuntut Umum
- Potret Masyarakat Bremen dan Jakarta, Dialog Kota Menuju Ketahanan Kawasan Pesisir
- Jembatan Bakal Ambruk, Dinas PUPR Minta Warga Bikin Surat ke Bupati Banyuasin agar Bisa Cek Lokasi
- Bintaljarahdam ll/Swj Beri Penyuluhan kepada Prajurit dan Persit Yonif 200/BN
- Kuasa Hukum Sebut Tergugat Batalkan Perjanjian Sepihak Kena Denda 25 Persen
Lumpur Panas Muncrat di Lahan Warga Mandailing Natal

JAKARTA, SIMBUR – Semburan lumpur panas muncul di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan, Kabupaten Mandailing Natal pada Jumat (25/4). Sebanyak 15 titik semburan tersebar di 5 lokasi yang terdiri dari semburan lumpur panas, gas, dan air.
“Beberapa titik semburan berada di atas lahan masyarakat sekitar dan menimbulkan bau belerang,” ungkap Abdul Muhari, Ph.D, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Rabu (30/4).
Menurut warga, kata Muhari, semburan itu sudah ada sejak dahulu namun dengan jumlah titik yang tidak sebanyak saat ini. “Titik semburan mulai bertambah sejak 2018 dan semakin masif beberapa bulan belakang,” jelasnya.
Semburan tersebut menyebabkan beberapa lahan dan kebun karet masyarakat seluas kurang lebih 5 hektar rusak dan mati. “Saat terjadi hujan, lumpur yang timbul dari semburan menyebabkan sungai di sekitarnya tercemar dan tidak dapat dimanfaatkan oleh warga,” terangnya.
Pasca laporan semburan tersebut, Bupati Kabupaten Mandailing Natal bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Mandailing Natal turun ke lapangan untuk meninjau lokasi semburan lumpur panas.
Selain itu, Tim dari Dirjen Energi Baru dan Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM juga diturunkan untuk mengambil sampel lumpur semburan untuk dilakukan uji laboratorium di Jakarta.
Sementara waktu, diketahui dari tim yang telah diturunkan ke lapangan, semburan tidak mengandung gas beracun H2S. “Hingga kini, penyebab munculnya semburan lumpur panas tersebut masih dalam penyelidikan,” pungkasnya.(red)