- Tiga Tersangka dan Barang Bukti Korupsi di Dinas PUPR Banyuasin Diserahkan ke Penuntut Umum
- Potret Masyarakat Bremen dan Jakarta, Dialog Kota Menuju Ketahanan Kawasan Pesisir
- Jembatan Bakal Ambruk, Dinas PUPR Minta Warga Bikin Surat ke Bupati Banyuasin agar Bisa Cek Lokasi
- Bintaljarahdam ll/Swj Beri Penyuluhan kepada Prajurit dan Persit Yonif 200/BN
- Kuasa Hukum Sebut Tergugat Batalkan Perjanjian Sepihak Kena Denda 25 Persen
Pergerakan Tanah di Brebes, 114 Rumah Rusak Berat dan 508 Warga Terdampak

JAKARTA, SIMBUR – Fenomena pergerakan tanah terjadi di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, pada Kamis (17/4) sekitar pukul 02.00 WIB. Peristiwa ini dipicu oleh hujan deras berintensitas tinggi ditambah kontur kemiringan lereng yang curam mencapai 60 derajat.
Abdul Muhari PhD, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengatakan, berdasarkan hasil kaji cepat, mahkota longsor terpantau berada di Dukuh Krajan RT 05 RW 03 dengan arah luncur mengarah ke barat laut, mengikuti aliran Kali Pedes. Bidang luncur tersebut menyebabkan kerusakan signifikan pada hunian warga yang berada di jalur pergerakan tanah.
“Perkembangan data terakhir pada Selasa (22/4) pukul 18.40 WIB, tercatat sebanyak 114 unit rumah rusak berat dan 3 tempat ibadah mengalami kerusakan,” ungkap Muhari.
Di samping itu, pergerakan tanah juga berdampak kepada 508 jiwa yang mana sebanyak 455 jiwa mengungsi di beberapa lokasi dan 53 jiwa lainnya terdampak langsung namun masih bertahan di sekitar lokasi. “Jika dirinci, pengungsian berada di lokasi yang meliputi; 291 jiwa di Pos Pengungsian Lapangan Futsal Gunung Poh, 112 jiwa mengungsi di rumah saudara, 1 jiwa di pondok dan 51 jiwa memilih keluar daerah,” jelasnya.
Secara rinci, dampak di tiap lokasi meliputi Dukuh Krajan: 28 rumah rusak berat, 1 TK Aisyiyah rusak berat, 84 jiwa mengungsi. Kemudian Dukuh Karanganyar: 3 rumah rusak berat, 14 jiwa mengungsi. “Selanjutnya Dukuh Babakan 63 rumah rusak berat, 2 tempat ibadah rusak, 1 TPQ rusak dan 300 jiwa mengungsi,” paparnya.
Berikutnya Dukuh Cupang Bungur ada 22 rumah rusak berat, 1 tempat ibadah rusak dan 75 jiwa mengungsi. Adapun Dukuh Ares 15 rumah terancam dan 63 jiwa terdampak.
Upaya Penanganan dan Dukungan Lintas Sektor
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes bersama unsur pemerintah desa, kecamatan, serta stakeholder terkait telah melakukan berbagai langkah penanganan, mulai dari kaji cepat, koordinasi lintas sektor, dan apel rutin pagi dan sore.
Pendataan dan pendistribusian bantuan logistik telah dilakukan oleh OPD dan relawan sejalan dengan perbaikan tenda, pemasangan pallet serta terpal untuk kenyamanan pengungsi termasuk pelaksanaan kegiatan trauma healing bagi warga terdampak khususnya bagi anak-anak.
Kewaspadaan dan Tindak Lanjut
Dengan kontur tanah yang masih labil dan potensi hujan tinggi di wilayah tersebut, fenomena pergerakan tanah susulan masih sangat mungkin terjadi. BNPB mengimbau warga yang berada di wilayah rawan agar tetap waspada dan segera melapor apabila terdapat retakan tanah, suara gemuruh, atau tanda-tanda pergerakan tanah lainnya.
“Langkah mitigasi jangka panjang seperti penguatan vegetasi dan pembangunan drainase tahan air perlu menjadi perhatian bersama untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa mendatang,” terangnya.
Buka Posko Pengungsian
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes melaporkan hasil asesmen kejadian pergerakan tanah yang melanda Kecamatan Sirampog per Rabu (23/4) terpantau potensi perluasan wilayah terdampak pada satu desa lainnya, yaitu Pedukuhan Ares. Di lokasi ini ada sebanyak 63 warga terancam bencana pergerakan tanah.
Dengan adanya perluasan wilayah terdampak ini, maka total wilayah terdampak pergerakan tanah di Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes menjadi lima pedukuhan antara lain Pedukuhan Krajan, Karanganyar, Babakan, Cupang Bungur, dan Ares.
BPBD Kabupaten Brebes menyediakan beberapa titik pengungsian sementara bagi warga terdampak. Pemerintah daerah setempat juga menyiapkan lokasi evakuasi bagi hewan ternak milik warga di dekat lokasi pengungsian.(red)