Pipa Induk Milik Perumda Tirta Musi Pecah akibat Pergerakan Tanah, Warga Talang Jambe Keluhkan Air Bersih Sering Tidak Mengalir saat Cuaca Ekstrem

Imbau Warga Waspada Cuaca Ekstrem

Lurah Talang Jambe Asrahuddin pun mengimbau warganya untuk menjaga lingkungan masing-masing. Termasuk tidak membuang sampah sembarangan. Terutama saat menghadapi cuaca ekstrem yang mengakibatkan curah hujan dengan intensitas tinggi.

Menurutnya, hujan deras akhir-akhir ini dapat berdampak pada bencana hidrometeorologi seperti banjir dan pergerakan tanah. “Menghadapi dampak cuaca ekstrem seperti hujan deras, banjir, dan pergerakan tanah kami pihak kelurahan selalu mengajak warga untuk menjaga wilayah masing masing. Dengan tidak membuang sampah sembarangan,” ujar Asrahuddin, Senin (24/3).

Dikatakan Asrahuddin, pihaknya terus berkoordinasi dengan stakeholders terkait. Terutama dalam melakukan upaya penanggulangan bencana. Dengan melakukan normalisasi hingga mendatangkan petugas dan menurunkan alat berat pada titik lokasi banjir.

“Kami juga terus koordinasi dengan pihak PU SDA IL untuk segera melakukan normalisasi. Terutama pada lokasi yang tergenang air. Baik itu berupa mendatangkan petugas untuk bekerja manual maupun dengan alat berat pada titik-titik banjir tersebut,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Siswanto ST MSi mengatakan, sejak awal Maret 2025, diprediksi berpeluang lebih dari 70 persen terjadi curah hujan (CH) pada kategori Menengah (50-150 mm) dalam satu dasarian.

“Selanjutnya di sebagian besar Kota Palembang sekitarnya berpeluang lebih dari 50 persen terjadi curah hujan (CH) kategori Tinggi (150-300 mm),” ungkap Siswanto kepada Simbur, Kamis 13 Maret lalu.

Untuk itu, kata Siswanto, perlu peningkatan kewaspadaan serta antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama unsur stakeholder lainnya. “Bersama dengan masyarakat yang tinggal di sekitaran bantaran sungai,” imbaunya.

Hal ini, lanjut dia, sebagai antisipasi terhadap luapan banjir akibat curahan hujan dari daerah hulu yang akan masuk ke wilayah hilir Sungai Musi. Secara bersamaan akan terduplikasi oleh adanya kenaikan air pasang maksimum. Terutama saat bulan purnama (16 – 18 Mar 2025) dan fase bulan baru (2 – 4 Apr 2025).(red)