- Gunung Ibu Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 4.000 Meter
- Kejati Sedang Bidik Kasus Big Fish di Sumsel, Kejari Palembang Jadikan Deliar Marzoeki Tersangka Gratifikasi karena Bikin Resah Pengusaha yang Berinvestasi
- Rumah Kadisnakertrans Sumsel Deliar Marzoeki di Talang Jambe Digeledah
- Kadisnakertrans Sumsel Deliar Marzoeki Ditangkap, Diduga Terlibat Suap
- Presiden Prabowo Direncanakan Bakal Hadiri Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Riau
Naik Lima Kali Lipat dalam Setengah Abad, Frekuensi Bencana di Indonesia Meningkat 81 Persen
PALEMBANG, SIMBUR – Rapat Kerja Basarnas dan Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan (FKP3) Nasional digelar Kamis (16/2) pagi. Kegiatan digelar dalam rangka menyambut hari ulang tahun Basarnas yang ke-51, pada 28 Februari 2023.
Raker tersebut dibuka Presiden RI Jokowi didampingi Kepala Basarnas Marsdya TNI Henri Alfiandi. Ditegaskan Presiden pemerintah tidak pernah berharap, adanya bencana atau kecelakaan menimpa masyarakat Indonesia. Namun, potensi bencana di dunia cenderung semakin tinggi.
“Frekuensinya 5 kali lipat dalam 50 tahun terakhir. Hati-hati. Frekuensi bencana di Indonesia juga mengalami peningkatan yang drastis, yaitu naik 81 persen. Data tersebut merentang dari tahun 2010 yang berjumlah 1.945 dan pada tahun 2022 sebanyak 3.542 bencana,” cetusnya.
Presiden juga mengingatkan, kecelakaan-kecelakaan besar yang menyita perhatian masyarakat luas. Mulai dari jatuhnya pesawat Air Asia di Perairan Bangka Belitung, Sriwijaya Air SJ-182 di Kepulauan Seribu. Lion Air JT-610 di Perairan Kerawan, serta tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba.
“Semuanya saya mengikuti, dan beberapa saya melihat langsung di lapangan, kecepatan respon dari Basarnas, saya harus menyampaikan apa adanya, sangat cepat,” puji Jokowi.
Maka harapan korban dan keluarga korban bertumpu pada tim Sar. Kecepatan evakuasi, ikut menentukan jumlah nyawa yang diselamatkan. Termasuk penggunaan teknologi juga turut mempercepat pencarian dan pertolongan sangat penting.
“Masih banyak peralatan teknologi tinggi yang harus segera dimiliki Basarnas. Misalnya, drone rescue untuk mengevakuasi korban, robot ular untuk mencari korban di bawah reruntuhan yang telah digunakan negara Amerika Serikat dan Jepang. Kemudian robot diver yang mampu menyelam sedalam lebih dari 1000 meter. Selain itu, peralatan pencarian di ketinggian bernama jet suit yang mampu terbang hingga 1.600 meter,” beber Presiden.
Mengenai anggaran, Presiden meminta agar Basarnas segera mengajukan dan meminta Menko PMK mencatat dan Seskab membantu agar Basarnas memiliki peralatan-peralatan canggih tersebut.
“Teknologi sekarang ini semuanya serba memungkinkan. Jadi, untuk memproteksi personel-personel Tim Sar Basarnas kita bisa menggunakan peralatan-peralatan seperti itu,” terangnya.
Terakhir, pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses pencarian dan pertolongan. “Dengan mengedukasi masyarakat yang tinggal di tempat-tempat rawan seperti banjir dan gempa bumi. Mengedukasi masyarakat menjadi hal yang sangat penting, agar masyarakat memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam pertolongan-pertolongan awal,” harapnya.
Kabasarnas Marsdya TNI Henri Alfiandi mengatakan akan melaksanakan semua arahan presiden demi meningkatkan pelayanan Sar kepada masyarakat. “Terimakasih atas arahan bapak Presiden, tentu ini akan kami jalankan sebaik mungkin dalam peningkatan pelayanan Sar,” tukas Kepala Basarnas. (nrd)