- Satu Warga Probolinggo Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
Keran Ekspor Sawit Dibuka, Petani Beri Dukungan dan Apresiasi
PALEMBANG, SIMBUR – Rasa keprihatinan petani kelapa sawit tertekan hampir satu bulan akibat kelangkaan minyak goreng berujung larangan ekpos crude pam oil (CPO) dan minyak goreng. Akhirnya keluhan petani sawit yang terimbas didengar Presiden Jokowi.
Pada Senin (23/5) Presiden Jokowi bakal membuka kembali keran eskpor CPO dan minyak goreng. Setelah kebutuhan minyak goreng dan stok yang sudah tercukupi, membuat Presiden Jokowi memutuskan untuk membuka kembali ekspor tersebut.
“Karena kondisi pasokan dan harga minyak goreng, serta mempertimbangkan adanya 17 juta tenaga di industri sawit, baik petani, pekerja, dan tenaga pendukung lainnya. Saya memutuskan ekspor minyak goreng akan dibuka kembali, pada Senin 23 Mei 2022,” tegas Jokowi, Kamis (19/5).
Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada para petani sawit yang telah memberikan pengertian untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas. “Pada kesempatan ini juga saya ingin mengucapkan terima kasih kepada petani sawit atas pengertian dan dukungan terhadap kebijakan pemerintah yang diambil untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas,” ungkapnya.
Jokowi mengatakan, secara kelembagaan pemerintah juga akan melakukan pembenahan prosedur dan regulasi di badan pengelola dana perkebunan kelapa sawit, agar terus disederhanakan dan dipermudah. “Supaya lebih adaptif dan solutif menghadapi dinamika pasokan dan harga minyak dalam negeri sehingga masyarakat dapat dilindungi dan dipenuhi kebutuhannya. Petani ke depannya dapat berkegiatan seperti normal lagi,” timbangnya.
Salah seorang petani sawit Tito Susanto warga Desa Toman, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin, yang mempunyai kepemilikan kebun milik sendiri luas kebun sekitar 5 hektare. “Petani mendukung kebijakan pak Jokowi dan telah memaklumi kebijakan sebelumnya. Untuk mengatasi masalah kelangkaan minyak goreng. Kemudian kembali mendengar suara petani sawit, yang terdampak akibat masalah ekpor sawit,” kata warga Babat Toman ini.
Senada dengan petani sawit Joni Iskandar, warga Desa Karang Anyar, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara yang mempunyai kebun sawit seluas 5 hektare. “Kepada bapak Presiden Jokowi terimakasih yang sudah membuka kembali larangan ekspor minyak sawit. Kami mengapresiasi atas pernyataan Presiden untuk pencabutan larangan ini. Para petani sawit di daerah bisa kembali normal seperti semula dan roda ekonomi petani sawit lebih baik kembali,” ungkap Joni Jumat (20/5). (nrd)



