Ekskavator Terendam, Tanggung Jawab Gapoktan

PALI, SIMBUR – Alat berat ekskavator dari Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Selatan yang dipinjam pakai oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Pengabuan Kecamatan Abab Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali) lebih kurang setahun lalu terendam di dalam air Desa Pengabuan belum berhasil di angkat. Alat berat tersebut terbenam dalam air sudah sangat lama dan bukan di lahan pertanian.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pali, Ahmad Jhoni menjelaskan, kalau pengangkatan alat sudah melalui koordinasi lintas sektor seperti Dinas Pertanian, camat, babinsa, polsek dan inspektorat. Semua menjadi tanggung jawab kelompok tani sesuai surat perjanjian pinjam pakai.

Alat berat tersebut bantuan Kementerian Republik Indonesia. Kegunaannya untuk optimalisasi lahan tahun 2019 melalui program Serasi (selamatkan rawa sejahterahkan petani). Alat berat dikelola oleh kelompok tani untuk perbaikan saluran air dan sebagainya.   Lahan rawa Kabupaten PALI terbilang cukup sulit.

Info dari kelompok tani, ekskavator tenggelam saat memperbaiki saluran air dekat areal persawahan. Pembahasan pengangkatan alat sudah melalui koordinasi lintas sektor seperti Dinas pertanian, camat, babinsa, polsek dan inspektorat. “Semua menjadi tanggung jawab koptan sesuai surat perjanjian pinjam pakai,” jawab Ahmad Jhoni, Sabtu (5/6).

Kepala Desa Pengabuan, Supriyanto mengatakan, dia tidak mengetahui dengan jelas persoalan Gapoktan. “Saya tidak mengetahui dengan jelas apa-apa persoalan yang dihadapi Gapoktan Desa ini. Meskipun saya ini kepala desa, gapoktan tidak pernah melapor apa-apa kegiatannya setiap tahun. Berapa jumlah kelompok yang tergabung juga saya tidak tahu. Apalagi soal bantuan bibit, pupuk, racun rumput dan lainnya. Saya tidak pernah diberi tahu oleh mereka. Berapa jumlah bantuan pemerintah kepada warga dan berapa jumlah warga saya yang menerima, berapa banyaknya, saya tidak tahu. Gapoktan Desa Pengabuan belum pernah menyerahkan berkas ataupun melaporkan kegiatan kepada saya. Kalau ada persoalan warga yang ribut-ribut baru mereka lapor ke saya,” jelas Kades kesal.(red/rel)