Evakuasi 139 Kantong Jenazah, Temukan FDR dan Terus Cari CVR

JAKARTA, SIMBUR – Proses pencarian dan evakuasi body remain (bagian tubuh korban) dan serpihan pesawat terus berlangsung.  Hingga Selasa (12/1) pukul 21.00 WIB, ada tambahan signifikan terkait jumlah obyek pencarian. Tercatat 61 kantong body remain, 8 kantong serpihan kecil pesawat, dan 2 potongan besar pesawat.

“Hingga malam ini, total penemuan body remain sebanyak 139 kantong, serpihan kecil pesawat 26 kantong, dan potongan besar pesawat sebanyak 26 kantong,” papar Kabasarnas, Marsdya TNI (Purn) Bagus Puruhito saat konferensi pers di Posko Terpadu JICT 2 Tanjung Priok.

Tambahan tersebut berturut-turut diserahkan ke Posko Terpadu oleh KN SAR Karna sebanyak 24 kantong jenazah dan 1 diantaranya berupa partikel pesawat, kapal Bakamla 2 kantong, KP Pelatuk Polair 14 kantong, sea rider Marinir 3 kantong, KRI Kurau sebanyak 3 kantong, serta RIB 02 Lampung 20 kantong. Selanjutnya, body remain korban dibawa tim DVI ke RS Polri Kramatjati. Sedangkan serpihan pesawat diserahkan ke tim KNKT. Terkait rencana operasi SAR hari ke-5, Rabu (13/1), masih sama dengan hari ini.

Kabasarnas mengucapkan terimakasih atas dukungan yang diberikan unsur TNI, khususnya TNI AL yang telah mengerahkan daya dan upaya sehingga operasi SAR dapat berjalan dengan baik.
Kabasarnas yang baru saja tiba usai memimpin operasi di Last Know Position (LKP) juga menyampaikan hasil operasi yang didapat.

Sementara itu, kotak hitam atau black box pesawat Sriwijaya SJ-182 berhasil ditemukan tim SAR gabungan, Selasa (12/1) sore. Namun, baru satu bagian saja, yaitu Flight Data Recorder (FDR). Kondisinya sudah tidak utuh lagi. Prosesi penyerahan FDR tersebut diawali dengan konferensi pers oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kabasarnas Marsdya TNI (Purn) Bagus Puruhito, dan Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Thahjono di Posko Terpadu JICT 2 Tanjung Priok, Selasa (12/1) pukul 17.30 WIB.

Menteri perhubungan menyampaikan apresiasi atas kerja keras, sinergitas, dan soliditas hingga hari keempat pelaksanaan operasi SAR.
“Koordinasi yang apik antara TNI, Polri, Basarnas, KNKT, dan seluruh stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan operasi SAR,” katanya.

Menhub juga menyampaikan 3 instruksi Presiden terkait pelaksanaan operasi SAR.
Yang pertama, harus cepat menemukan dan mengevakuasi black box, bagian tubuh para korban, dan potongan pesawat.
Kedua, asuransi dan hak para korban segera diberikan kepada keluarga sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Ketiga, penyebab kecelakaan harus segera ditemukan dan dijadikan pembelajaran untuk meningkatkan kinerja penerbangan nasional.

Panglima TNI pada kesempatan kembali menekankan komitmennya bahwa TNI mendukung penuh Basarnas dalam pelaksanaan operasi SAR hingga tuntas. “Operasi SAR sudah kita laksanakan mulai hari Sabtu malam sampai dengan hari ini oleh TNI-Polri dan mitra dalam rangka mendukung Basarnas,” tegasnya.

Panglima menerangkan, pukul 14.00 WIB, mendapatkan laporan dari KSAL Laksanama TNI Yudo Margono bahwa di area yang sebelumnya sudah ditandai (marking) ditemukan pecahan Underwater Acoustic Beacon (UAB) yang fungsinya  memberikan sinyal.  “Saya minta agar FDR yang kemungkinan besar masih berada di sekitar itu untuk terus dicari,” katanya.

Selanjutnya, pukul 16.40 WIB, KSAL kembali melaporkan bahwa FDR telah berhasil ditemukan.
Yang menjadi orientasi pencarian berikutnya adalah Cockpit Voice Recorder (CVR). “Dengan keyakinan yang tinggi Cockpit Voice Recorder akan segera ditemukan. Operasi ini belum selesai, karena akan terus kita lakukan evakuasi korban termasuk seluruh potongan body pesawat kita upayakan diangkat,” pungkasnya.

Terakhir, Kepala KNKT menyampaikan terimakasih atas suport dan kerja sama yang sangat baik dari TNI, Basarnas, dan stakeholder lainnya sehingga dapat menemukan FDR dan kedua beacon VCR.
Data yang ada di dalam FDR itu sangat dibutuhkan untuk mengungkap penyebab kecelakaan pesawat.
Pihaknya mohon doa dari masyarakat agar pengunduhan data FDR yang berlangsung sekitar 2 sampai 5 hari dapat berjalan dengan lancar.

Optimisme menemukan Cockpit Voice Recorder (CVR) bertambah tinggi. Kapal Baruna Jaya IV milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak kemarin sudah merapat di Last Know Position (LKP) dan melaksanakan penyisiran, Rabu (13/1).
Kapal tersebut dilengkapi berbagai peralatan bawah laut yang canggih. Salah satunya, Ultra Short Base Line (USBL)  transponder yang mampu mendeteksi sinyal black box hingga radius 5000 meter.
Seperti diinformasikan sebelumnya, kondisi CVR yang sedang dicari tersebut diperkirakan sudah tidak utuh lagi, sama halnya dengan kondisi Data Flight Recorder (FDR) dan kondisi Underwater Acoustic Beacon (UAB) yang berhasil ditemukan sebelumnya sudah rusak berat.

Sesuai rencana operasi, kapal Baruna Jaya IV beroperasi di sektor tak jauh dari penemuan FDR. “Semoga, dengan tambahan kekuatan kapal dari BPPT ini dapat mempercepat proses pemuan obyek pencarian, baik black box, material pesawat, dan body remains korban,” kata Kabasarnas Marsdya TNI Bagus Puruhito.

Sementara perkembangan operasi SAR hingga siang hari ini, berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca kurang begitu bersahabat. Kondisi area pencarian berawan, hujan, angin cukup kencang, dan gelombang cukup tinggi.

Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Sriwijaya SJ-182 route Jakarta-Pontianak dilaporkan hilang kontak pada Sabtu (9/1) sore sekitar pukul 14.40 WIB.
Pasawat yang bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta tersebut mengangkut penumpang sebanyak 62 penumpang, terdiri dari 6 awak aktif, 40 orang dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi, dan 6 awak sebagai penumpang. (red)