- Satu Warga Probolinggo Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
Resmi Buka KNH20, Wapres: Respons Pemulihan Kesehatan dan Ekonomi Nasional
# Humas Hadapi Tiga Tantangan Besar
PALEMBANG, SIMBUR – Konvensi Nasional Humas 2020 (KNH20) resmi dibuka Wakil Presiden Republik Indonesia, KH Ma’aruf Amin. Pembukaan program tahunan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) itu dilakukan secara virtual, Jumat (4/12) pagi.
Wakil Presiden Republik Indonesia, KH Ma’aruf Amin mengatakan Perhumas berdiri teguh mempertahankan relevansinya di bidang kehumasan sejak berdiri tahun 1972. Meski dilaksanakan secara virtual akibat pandemi, Wapres percaya semua dalam keyakinan yang teguh. “Saya berharap konvensi ini dapat memfasilitasi kemunculan pemikiran baru untuk mendorong transformasi peran dalam merespons fenomena risiko yang belum bisa diprediksi,” terang Ma’aruf Amin.
Menurut Wapres, tema KNH kali ini sangat monumental di mana masyarakat dituntut adaptif, inovatif, dan kolaboratif. Seperti situasi krisis, imbuh Wapres, insan humas perlu meningkatkan kemampuan responsnya terhadap pandemi Covid-19. “Perkembangan teknologi dapat dijadikan solusi para insan humas lebih tanggap dan cermat,” harapnya.
Masih kata Wapres, profesi humas memungkinkan untuk melakukan pemantauan guna mengantisipasi krsisis kehumasan pada masa yang akan datang. Kata Wapres, citra positif dan reputasi yang baik akan terbangun dengan sendirinya melalui tutur kata dan aksi nyata, baik individu maupun institusi. Dibutuhkan kolaborasi untuk mengembangkan relevansinya.
“Perhumas dapat turut menyukseskan program pemerintah untuk memunculkan optimisme masyakarat dalam pemulihan kesehatan dan kebangkitan ekonomi nasional,” ungkap Wapres menyerukan vaksinasi nasional. “Menyemarakan vaksinasi untuk negeri,” imbaunya.
Ketua Umum Perhumas Indonesia, Agung Laksamana IAPR mengatakan, tepat 12 bulan lalu pada Desember 2019, praktisi humas juga telah berkonferensi untuk menjadikan tahun 2020 sebagai momentum penting bagi dunia bisnis, pemerintahan dan akademis. “Kemudian datanglah pandemi global, virus Corona. Semua berhenti. Semua stop. Kampanye global di awal tahun (2020) semua harus ditunda,” ungkap Agung Laksamana saat menyampaikan laporannya secara daring.
Agung menambahkan, saat ini humas sedang menghadapi tiga tantangan besar. Pertama, menurut Agung, pada era industri 4.0 perubahan terjadi di mana-mana. Mulai dari banking, finansial, marketing hingga jurnalisme. Meski demikian, lanjut dia, era 4.0 dengan arus digital yang sangat deras juga sangat mengkhawatirkan.
“Berita menjadi tidak independen, tanpa sensor. Publik bingung mana berita yang kredibel, mana yang hoaks, mana yang fakenews. Publik sendiri tidak bisa membedakan mana news yang real dengan kode etik jurnalistik dan mana yang fakenews,” ujarnya.
Tantangan kedua, kata dia, adalah era distruptif. Dijelaskannya, humas harus mampu bersaing mendapatkan atensi dan berkompetisi di tengah era distrupsi. Ketiga, pandemi berdampak pada kegiatan kehumasan.
Dikatakannya pula, perkembangan industri PR berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi. Jika petumbuhan ekonomi naik misalnya 6 persen maka hal ini berdampak positif. Humas banyak dibutuhkan dengan munculnya produk baru. Sebalik jika pertumbuhan ekonomi buruk, humas tedampak secara otomatis.
“Dengan tiga tantangan besar tadi, humas harus berevolusi. Jika tidak humas akan punah. Adapth or die. Humas harus beradaptasi terhadap perubahan yang konstan. Humas harus inovatif mencari solusi yang relatif. Humas harus kolaboratif dan tidak ego sektoral,” pungkasnya.(red)



