- Tutup Latsarmil 2025, Pangdam II/Sriwijaya: Komcad Wujud Nyata Sishankamrata
- Berbagai Penghargaan Diberikan saat HPN 2026, Hadiah Lebih Rp500 Juta
- Sebanyak 23 Orang Hilang akibat Banjir Bandang di Nduga
- KH Ma’ruf Amin Resmi Pimpin Dewan Penasihat SMSI
- Orasi Ilmiah di Unsri, Mendagri Tito Karnavian Sebut Kekuatan Riset Perguruan Tinggi Dukung Indonesia Emas 2045
Gubernur Wajibkan Instansi Pemprov Sajikan Kopi Sumsel
PALEMBANG, SIMBUR – Mengangkat derajat dan membangkitkan industri kopi di Sumsel, Gubernur Sumsel Herman Deru bakal mewajibkan setiap instansi menyuguhkan kopi Sumsel untuk kebutuhan rapat dan tamu. Kebijakan itu dikatakan Gubernur saat membuka Festival Kopi Sriwijaya 2018, Sabtu (10/11) di Griya Agung.
“Tidak ada alasan untuk tidak mendukung industri ini. Bahkan di setiap instansi saya harapkan kopi Sumsel jadi sajian pertama untuk rapat maupun ada tamu. Saya minta itu tapi harus kopi Sumsel,” tegas Deru.
Lebih jauh Gubernur mengatakan bahwa kata kopi adalah kata yang dahsyat melebihi kata cinta. Setiap hari tidak pernah kata kopi tidak diucapkan. “Kata Kopi merupakan kata yang tidak pernah absen disebut, selalu ada setiap hari. Entah itu anak, paman, bapak, ibu, nenek, kakek, lebih dahsyat dari kata cinta, itulah dahsyatnya kopi,” ungkapnya.
Dari berbagai aspek kopi kata Mantan Bupati OKU Timur dua periode memang digemari, mudah perawatannya, mudah pemeliharaannya, mudah pengolahannya, mudah menyajikannya, dan mudah mendapatkannya. “Hari ini saya tepat empat puluh hari menjadi gubernur, saya ingin kopi kita dikenal dan disuka oleh masyarakat Indonesia, syukur Internasional,” tambahnya.
Dikatakan, selama ini kopi Sumsel yang berjenis Robusta dan Arabica kalah sama dengan kopi berjenis jenis lainnya. Padahal ini ada tanaman yang sangat subur bahkan bijinya sangat lebih besar-besar dari tempat lain. “Semalam ada yang bilang alasannya kenapa kopi Sumsel tidak begitu kuat di pasar internasional, ternyata orang tahu pengolahan ini masih belum sempurna, lebih komplet lagi kurang higienis. Kalau dilihat jalan dari kota Pagaralam terus di Muara Enim, jalan aspal itu berganti dengan jalan kopi, iyo kalau Cuma mobil yang lewat, kalau kuda dan hewan lainnya. Ini juga tanggung jawab kita mengolah kopi dengan kebersihan dari awal sebelum di produksi,” ujarnya.
Karena itulah Deru mengajak masyarakat bersama-sama untuk mengangkat derajat kopi, karena Sumatera Selatan secara kuantitas memang tidak diragukan. “Kopi Sumsel kurang dikenal karna kita sendiri yang kurang mempromosikannya, nah mulai hari ini semua medsos kita mulai dengan kopi Sumatera Eelatan. Inilah cara kita untuk membantu petani agar mereka tetap bangga menjadi petani kopi dan hasilnya diserap oleh para pedagang, diolah oleh para industriawan dan berakhir menjadi terkenal di masyarakat,” ujarnya.
Cita rasa kopi itu, lanjut dia, tergantung dari pengolahannya, masing-masing orang punya kesukaan yang berbeda, ada yang dia lebih suka diolah secara hand made tradisional, tapi ada juga yang mau diolah secara modern, jadi ini tidak tergantung dengan industry besar.
“Jadi UMKM-UMKM yang ada berdayakan. Cuma satu pesan saya jaga kebersihan. Jadi pola pengolahan harus standar internasional,” tambahnya.
Terkait pembinaan kata HD semua punya peran bila perlu kita atur dengan peraturan gubernur, bagaimana cara mengolah secara standar agar masyarakat punya standar pengolahan kopi yang benar.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Kopi Sriwijaya Yoga Pratama, mengatakan Sumatera Selatan merupakan pesuplai kopi robusta terbesar di Indonesia dan Indonesia menduduki peringkat keempat penyuplai kopi di dunia setelah Brazil,Vietnam, dan Kolombia. Tapi luas tanah perkebunan kopi rakyat kurang lebih sebesar 250 ribu Ha tersebar di 12 kabupaten/kota dengan 5 kabupaten utama penghasil Robusta dan Arabica Sumatera Selatan.
“Kami sebagai penerus di Sumtera Selatan terkhusus pecinta dan penggiat kopi harus ikut bertanggung jawab untuk memajukan indsutri kopi di Sumatera Selatan,” tutupnya.(kbs)



