- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Mau Maju, Ubah Paradigma
PRABUMULIH, SIMBURNEWS – Wali Kota (Wako) Prabumulih, H Ridho Yahya membeberkan rahasia berkembangnya kota Prabumulih dalam beberapa tahun terakhir. Baginya, ada dua hal bagi pejabat pemerintahan yang menjadi penghambat majunya sebuah kota.
Kebiasaan lama yang harus dirubah adalah membiasakan hal yang biasa dan membiasakan biar lambat asal selamat. Dalam sambutannya pada giat penandatanganan perjanjian antara BPJS Prabumulih bekerjasama dengan Pemkot Prabumulih, Senin (12/2).
“Di awal saya menjabat sebagai Wako, membiasakan hal biasa harus diubah menjadi membiasakan yang benar, merubah prinsip biar lambat asal selamat menjadi cepat, selamat dan aman,” ujarnya di depan perangkat desa.
Contoh efek dari perubahan paradigma yang dilakukan adalah tentang gas kota. Dibanding dengan kota-kota besar lainnya termasuk ibukota negara, Prabumulih menjadi terdepan, dan sebentar lagi akan menjadi 47.000 pemasangan yang tersebar sampai ke desa-desa.
Terkait dengan program jaminan sosial dan kesehatan, pemerintah hadir ditengah-tengah masyarakat tidak boleh sebagai beban, tetapi kehadiran itu menciptakan sesuatu yang bermanfaat. Berbicara tentang sosial, tentu tidak terlepas dari ekonomi masyarakat. Tidak ada yang ingin hidupnya miskin atau susah.
“Untuk bermanfaat bagi masyarakat, Pemkot Prabumulih memiliki program infak. Dengan program itu, Pemkot sudah membangun sekitar 700 rumah untuk masyarakat. Artinya, dengan program tersebut, masyarakat justru merasa terbantu,” ungkapnya sambil menyentil BPJS Prabumulih yang belum turut berpartisipasi.
Tentang kesehatan kata Ridho, Pemkot Prabumulih tidak sekedar memberikan kesehatan gratis, tetapi gratis yang berkualitas. “Kami ingin memfasilitasi masyarakat dengan kesehatan gratis yang berkualitas, seperti menyiapkan call center agar warga yang sakit tidak perlu lagi mengeluarkan biaya transportasi. Itulah yang kami maksud dengan kesehatan gratis yang berkualitas,” pungkasnya. (mrf)



