- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Sikat Perampok, Hidup atau Mati
PALEMBANG, SIMBURNEWS – Kesal dan marah akibat masih adanya pelaku perampokan dengan menggunakan senjata api rakitan (senpira) dan menggasak 8 kilogram emas di Gelumbang, Muara Enim beberapa waktu lalu, Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel), Irjen Pol Zulkarnain Adinegara akan menindak tegas terhadap pelaku termasuk dua orang yang masih sedang dalam pengejaran. Kapolda menyesalkan kejadian tersebut sebab Polri sudah melakukan Operasi Sapu Jagad khusus senjata api. Beberapa bulan lalu juga dilakukan operasi khusus untuk kejahatan begal atau curas, namun masih saja ada aksi tersebut.
Kapolda mengatakan, perampokan di Gelumbang walaupun sudah ada dua tersangka yang tertangkap tetapi dua orang lagi masih dalam pengejaran. Krimum dan Jatanras juga sudah diperintahkan untuk mem-backup. “Saya mengimbau, silakan menyerahkan diri karena hidup atau mati akan kami tangkap. Kami ikhtiarkan sekeras-kerasnya. Saya sudah berkomitmen bahwa kejahatan-kejahatan dengan kekerasan akan kami libas, sikat betul. Saya akan memberi contoh (yang) betul,” tegas Kata Kapolda usai serah terima jabatan Irwasda di depan Gedung Anton Sujarwo Catur Cakti Mapolda Sumsel, Jumat (12/1).
Masih kata Kapolda, sesuai laporan yang ada, barang bukti (BB) yang berhasil diamankan ada senjata api dan barang-barang yang digunakan untuk melancarkan aksi mereka. Terkait adanya dugaan tersangka adalah kelompok yang sama dengan komplotan perampok di Pagaralam yang menewaskan tokai kopi beberapa waktu lalu, Kapolda mengatakan bahwa untuk sementara belum (ada kaitannya). Tetapi dirinya tidak menutup kemungkinan jika bisa saja ada keterkaitan karena pihaknya sudah mendapatkan informasi dari pelaku yang tertangkap di Pagaralam.
“Kelompok Pagaralam menjelaskan jika mereka memiliki 21 kelompok. Kelompok mereka sendiri berjumlah tujuh orang dan baru tertangkap lima orang. Mungkin bisa saja ada keterkaitan antara kedua kelompok ini, sebab jumlah yang kami inventarisir itu berjumlah 21 peristiwa (kejahatan) yang dilakukan baik di Bengkulu, Sumsel, Lampung dan Jambi,” pungkasnya. (mrf)



