- Satu Warga Probolinggo Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
Jangan Gunakan Isu Agama di Pilpres 2019
JAKARTA – Pengamat politik Ari Junaedi menilai, isu agama kemungkinan besar masih akan digunakan pihak tertentu dalam menghadapi pemiliha umum, Pilpres 2019.
Strategi itu akan muncul terutama dari kontestan yang tidak punya cara lain dalam melawan popularitas petahana.
Pasalnya, isu agama masih sangat seksi untuk memengaruhi pilihan masyarakat, meski sangat berbahaya bagi demokrasi dan keutuhan NKRI.
“Bagi kontestan yang tidak punya strategi lain dalam melawan popularitas petahana yang sukses dalam masa pemerintahannya, maka tentu saja akan menggunakan segala cara. Termasuk menggunakan isu-isu agama dalam mengalahkan lawan di pilpres,” ujar Ari kepada JPNN, Jumat (13/10).
Ari mencontohkan seperti pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu, isu agama terbukti cukup efektif meruntuhkan elektabilitas pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang sudah menang di putaran pertama.
“Bangsa ini mempunyai luka yang dalam akibat dipergunakannya isu-isu agama dan sektarian. Harusnya itu (kasus di Pilkada DKI) menjadi yang terakhir di era Indonesia yang demokratis sekarang ini,” ucapnya.
Ari mengingatkan, karena memainkan isu-isu agama sangat berbahaya bagi goyahnya sendi-sendi bernegara yang demokratis. Padahal Indonesia kini tengah berbenah untuk terus mematangkan sistem demokrasi yang ada. (jpnn)



