Korban Tewas Jadi 16 Orang, Banjir Mulai Surut dan Bali Pulih Kembali

Dampak Cuaca Ekstrem Bali

Tukad Badung yang membelah jantung Denpasar akhirnya tak sanggup menampung air. Lima anak sungai menyalurkan debit besar ke aliran utama hingga sungai meluap. Air menerobos jalan, masuk ke rumah-rumah dan memaksa warga mencari tempat lebih tinggi. “Dari peristiwa itu, 8 orang meninggal dunia, 2 masih hilang, sementara 225 orang lainnya harus mengungsi. Genangan tercatat di 81 titik,” ungkapnya.

Berikutnya di Kabupaten Badung, situasinya tak jauh berbeda. Tukad Mati kebanjiran aliran dari 8 anak sungai sekaligus. Jalan Sunset Road, Jalan Nakula, hingga Canggu Kerobokan tenggelam oleh air yang meluap. Di tengah kepanikan, 1 warga kehilangan nyawa.

Kisah lain datang dari Klungkung. Curah hujan ekstrem hingga 250 mm per hari menekan Sungai Candigara di kawasan DAS Tukad Unda. Debitnya meningkat cepat, meluap ke pemukiman di Gang Dasarata, Jalan Kusanegara, dan Jalan Kusamba. Sebanyak 420 jiwa terdampak, sebagian besar harus segera dievakuasi.

Kabupaten Tabanan juga dilanda banjir. Hujan 148 mm per hari membuat Tukad Yeh Dati meluap. Air merendam Kelurahan Kediri, Kecamatan Kediri, merobohkan rumah di bantaran sungai, bahkan merusak jembatan penghubung antardesa. Warga dibantu petugas gabungan menyelamatkan diri dengan apa yang sempat dibawa.

Gianyar pun tak luput. Tembok yang tak kuat menahan derasnya air runtuh, menimpa warga. Dua orang meninggal dunia dan 3 lainnya terluka. Hampir seluruh kecamatan terdampak, dengan Sukawati dan Blahbatuh menjadi yang terparah. Sementara itu, di Jembrana, 2 orang juga dinyatakan meninggal dunia akibat banjir dan sebanyak 327 warga mengungsi di lima titik.

Kurang dari 24 jam setelah kemelut melanda, BNPB hadir di Bali. Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., memimpin sendiri upaya penanganan darurat yang dimulai dari meja ruang rapat koordinasi di Gedung Jaya Sabha, Kota Denpasar, Rabu (10/9) malam, dilanjutkan peninjauan ke lokasi terdampak di Pasar Badung.