- Turunkan Stunting, Disdik PALI Gelar Bimtek Olah Gizi dan Pola Asuh Anak
- Perjalanan Kereta Api Jakarta–Surabaya Sempat Terkendala akibat Banjir Grobogan
- Turunkan Angka Kematian Ibu, Kuatkan Peran PKK di Daerah
- Komitmen Tegakkan Disiplin, Hukum, dan Tata Tertib Prajurit TNI
- Terendus Korupsi Distribusi Semen, Kantor "Sang Tiga Gajah" Digeledah Jaksa
Karhutla Aceh dan Sumbar Dipicu Cuaca Ekstrem
JAKARTA, SIMBUR – Kejadian kebakaran hutan dan lahan masih mendominasi wilayah Sumatera. Kebakaran lahan dilaporkan di Gampong Suka Mulia, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Minggu (13/7). Kebakaran terjadi di area kebun yang ditanami tanaman muda termasuk kakao, dengan luas terdampak sekitar dua hektare.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari PhD menerangkan, BPBD Kabupaten Aceh Besar mengerahkan tiga personel serta satu unit mobil pemadam kebakaran. “Api berhasil dipadamkan dalam waktu satu jam setelah kejadian dilaporkan,” katanya.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda Jorong Sarasah Tanggo, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, Minggu (13/7). Muhari mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lima Puluh Kota melaporkan seluas empat hektar lahan terdampak kejadian ini. BPBD serta tim gabungan mengerahkan pemadaman darat dan api berhasil dipadamkan. “Penyebab kejadian ini masih dalam proses penyelidikan,” ungkap Muhari.
Masih di Provinsi Sumatera Barat, lanjut Muhari, karhutla terjadi di Jorong Bansa, Nagari Gaung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Minggu (13/7). Kebakaran yang dipicu oleh cuaca ekstrem tersebut menghanguskan sekitar satu hektar lahan. BPBD Kabupaten Solok bersama personel gabungan melakukan pemadaman dengan dukungan satu unit mobil tangki dan satu unit mobil pemadam kebakaran. “Api berhasil dikendalikan tanpa meluas ke area lain,” ujarnya.
Menyikapi kejadian karhutla yang mulai meningkat di beberapa wilayah, pihaknya mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat setempat meningkatkan kewaspadaan dan tidak melakukan aktivitas yang berisiko tinggi menimbulkan kebakaran. Misalnya, pembakaran lahan untuk pembukaan area pertanian, pembuangan sampah terbuka, atau membuang puntung rokok sembarangan di lahan kering.
Pemerintah daerah diimbau melakukan penguatan koordinasi dengan meningkatkan pengawasan melalui patroli terpadu. “Sementara, masyarakat diimbau agar segera melaporkan indikasi adanya titik api atau kepulan asap kepada pihak berwenang guna mencegah api berkembang menjadi karhutla yang meluas,” tutupnya.(red)



