Air India Bermuatan 242 Penumpang Jatuh setelah Lepas Landas, Lebih dari 100 Orang Tewas

# Selain Penumpang, Banyak Mahasiswa Kedokteran Tewas di Lokasi Jatuhnya Pesawat

 

JAKARTA, SIMBUR – Lebih dari 100 orang tewas. Akibat jatuhnya pesawat Air India menuju London dengan 242 penumpang. Pesawat jatuh dan terbakar beberapa menit setelah lepas landas dari kota Ahmedabad di India barat pada hari Kamis (12/6).

Penerbangan Air India 171 jenis Boeing 787 Dreamliner, tergelincir kembali ke bumi di wilayah padat penduduk Meghani di Ahmedabad setelah take off dari landasan pacu bandara sekitar pukul 01.38 siang waktu setempat. Kejadian itu menjadi salah satu bencana penerbangan terburuk di negara tersebut.

Pesawat itu menuju Bandara Gatwick, sebelah selatan ibu kota Inggris. Petugas polisi mengatakan pesawat itu jatuh di daerah permukiman dekat bandara. Lebih dari 100 jenazah ditemukan. Sebagian besar hangus terbakar. Mayat telah dibawa ke rumah sakit pemerintah setempat untuk diautopsi.

“Bangunan tempat pesawat itu jatuh adalah asrama dokter. Kami telah membersihkan hampir 70 persen hingga 80 persen area tersebut dan akan segera membersihkan sisanya,” kata seorang perwira polisi senior kepada wartawan, dilansir dari Reuters, Kamis (12/6).

Diketahui, bagian-bagian badan pesawat berserakan di sekitar gedung tempat pesawat itu jatuh. Ekor pesawat tersangkut di atas gedung. Saluran televisi India menyebut pesawat itu jatuh di atas ruang makan asrama B.J. Medical College yang dikelola pemerintah. Selain penumpang pesawat, tragedi itu juga menewaskan banyak mahasiswa kedokteran.

Tercatat, penumpang Air India nahas termasuk 217 orang dewasa, 11 anak-anak, dan 2 bayi. Dari sejumlah korban, 169 orang warga negara India, 53 warga Inggris, 7 warga Portugal, dan 1 warga Kanada. Informasi lainnya, pesawat yang jatuh itu jenis Boeing 787-8 Dreamliner. Salah satu pesawat penumpang paling modern yang beroperasi.

Dikutip dari Daily Mail, Letnan Kolonel John R. Davidson (Purn.), mantan pilot Angkatan Udara AS dan editor Felons Assistance serta konsultan keselamatan penerbangan komersial, mengatakan, berdasarkan data pelacakan penerbangan awal, pesawat tersebut tampaknya telah mencapai kecepatan lepas landas. Akan tetapi, tetapi belum mencapai ketinggian, yang menunjukkan ‘baik rotasi yang sangat lambat atau stall sesaat setelah take off’.

“Ada sejumlah kemungkinan. Masalah daya dorong atau kinerja mesin, berat pesawat yang berlebihan, konfigurasi trim atau flap yang buruk, atau kegagalan yang lebih kritis sehingga memengaruhi kemampuan pesawat untuk menanjak,’ kata John R. Davidson.(reuters/dailymail)