- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
- Jejak Melayu Jambi di Nganjuk, Hidup Damai Seribu Tahun
Terapkan Kecerdasan Buatan dalam Pengambilan Keputusan, Simbur Hadirkan Jurnalisme Berkelanjutan
Azhari menambahkan, jurnalisme berkaitan pula dengan pembangunan berkelanjutan, dan berangkat dari dua krisis berkelanjutan kontemporer, yakni masyarakat dan media. Krisis berkelanjutan di masyarakat terkait dengan perubahan iklim, geopolitik dan ekonomi global, serta kemiskinan esktrem di tataran lokal. Sementara, krisis berkelanjutan media menyangkut penurunan pendapatan, disinformasi, jebakan clickbait, serta memburuknya kepercayaan terhadap media massa.
“Jurnalisme berkelanjutan menunjukkan bahwa krisis-krisis ini saling terkait satu sama lain. Masyarakat berkelanjutan memerlukan jurnalisme yang mampu mengambil keputusan dalam menjawab tantangan berkelanjutan yang dihadapi,” ujarnya.
Dikatakannya, masa depan jurnalisme berkelanjutan sebagai sebuah praktik dan bisnis, kata dia, bergantung pada kemampuan untuk melakukan banyak hal. Jurnalisme berkelanjutan berkaitan dengan bagaimana keputusan, proses dan aktivitas akan memengaruhi generasi mendatang sehingga memungkinkan mereka memiliki harapan yang sama di masa depan.



