- Deliar Marzoeki Dipenjara 5 Tahun, Wajib Bayar Uang Pengganti Rp1,3 Miliar
- Terpidana Sapari Ditangkap setelah Buron 13 Tahun, Jaksa Buru Tersangka Wilson
- Tata Ruang Jadi Jalan Pembuka Investasi Daerah
- Wamenkomdigi Dukung Penuh Rekonsiliasi PWI
- Yakin TMMD Ke-125 Sesuai Sasaran, Pangdam II/Sriwijaya Terima Paparan Dansatgas
Terapkan Kecerdasan Buatan dalam Pengambilan Keputusan, Simbur Hadirkan Jurnalisme Berkelanjutan

Azhari menambahkan, jurnalisme berkaitan pula dengan pembangunan berkelanjutan, dan berangkat dari dua krisis berkelanjutan kontemporer, yakni masyarakat dan media. Krisis berkelanjutan di masyarakat terkait dengan perubahan iklim, geopolitik dan ekonomi global, serta kemiskinan esktrem di tataran lokal. Sementara, krisis berkelanjutan media menyangkut penurunan pendapatan, disinformasi, jebakan clickbait, serta memburuknya kepercayaan terhadap media massa.
“Jurnalisme berkelanjutan menunjukkan bahwa krisis-krisis ini saling terkait satu sama lain. Masyarakat berkelanjutan memerlukan jurnalisme yang mampu mengambil keputusan dalam menjawab tantangan berkelanjutan yang dihadapi,” ujarnya.
Dikatakannya, masa depan jurnalisme berkelanjutan sebagai sebuah praktik dan bisnis, kata dia, bergantung pada kemampuan untuk melakukan banyak hal. Jurnalisme berkelanjutan berkaitan dengan bagaimana keputusan, proses dan aktivitas akan memengaruhi generasi mendatang sehingga memungkinkan mereka memiliki harapan yang sama di masa depan.