Serentak Salat Minta Hujan, Harapkan Kekeringan dan Karhutla di Sumsel Segera Berakhir
PALEMBANG, SIMBUR – Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan Agus Fatoni bersama ratusan pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel melaksanakan salat istisqa atau minta hujan. Kegiatan ini dimulai pada pukul 07.30 WIB di halaman Kantor Gubernur Sumsel, Jumat (13/10).
“Pada hari ini, seluruh elemen masyarakat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa, sekolah dan pesantren melaksanakan salat istisqa secara serentak. Kami berharap doa kami dikabulkan oleh Allah
subhanahu wa ta’ala,” kata Fatoni.
Fatoni mengungkapkan dengan melakukan salat istisqa secara serentak di seluruh wilayah Sumsel merupakan salah satu bentuk ikhtiar bersama. Mereka memohon dan berdoa kepada Allah swt agar menurunkan hujan di tengah maraknya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dampak dari el nino.
“Berbagai upaya telah kami lakukan untuk mengatasi karhutla dan akan terus kita lakukan. Termasuk juga salat hari ini merupakan salah satu upaya berdoa dan meminta, memohon kepada Allah agar di Sumsel diturunkan hujan yang berkah,” harapnya.
Selain itu, Pemprov Sumsel juga terus meningkatkan upaya dalam penanganan karhutla. Terlebih pada wilayah Kabupaten/Kota yang masih terpantau titik api. “Upaya yang dilakukan terus dimaksimalkan, penambahan personel kemarin sudah kami lakukan. Begitu juga Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) telah diperpanjang. Penambahan helikopter dari BNPB juga dan perusahan-perusahaan juga kami libatkan untuk menangani ini,” ucapnya.
Fatoni mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersinergi dan bekerja sama dengan Pemda dalam penanganan karhutla. “Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja sama dalam mengatasi Karhutla di Sumsel. Semoga segala upaya ini, diridhai oleh Allah,” ungkapnya.
Bertindak sebagai imam dan khatib salat istisqa kali ini adalah Abdul Rahman Romli. Dalam khotbahnya, dia mengajak seluruh jamaah dan umat muslim yang ada di Sumsel untuk memperbanyak istigfar dan memohon ampunan kepada Allah swt agar doa yang dipanjatkan diijabah serta dikabulkan sesuai dengan keinginan, yaitu segera diturunkan hujan. “Mari bersama menadahkan tangan, merendahkan diri mohon kepada Allah agar doa dikabulkan. Perbanyak istigfar dan mohon ampunan-Nya,” ucapnya.
OKU Timur Paling Lama Alami Hari Tanpa Hujan
Musim kemarau masih panjang. Sejumlah kecamatan di wilayah kabupaten/kota se-Sumatera Selatan diprediksi mengalami kekeringan meteorologis selama beberapa bulan ke depan. Hal itu diungkap Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan, Wandayantolis melalui keterangan tertulisnya.
Menurut Dayan, sapaan Wandayantolis, berdasarkan hasil monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH) dan prediksi probabilistik curah hujan dasarian (10 harian) hingga dua dasarian kedepan, terdapat indikasi potensi kekeringan meteorologis dengan status Waspada hingga Siaga.
Sejumlah wilayah terdampak kekeringan tanpa hujan terdiri dari Kota Palembang meliputi Sako (31 hari), Plaju (32 hari), Kertapati (32 hari), Seberang Ulu I (44 hari). Kemudian, Banyuasin meliputi Banyuasin I (31 hari), Sembawa (43 hari).
Ogan Ilir meliputi Pemulutan (32 hari), Tanjung Batu (45 hari), Indralaya (46 hari), Muara Kuang (46 hari), Indralaya Utara (49 hari), Pemulutan Barat (49 hari). Selanjutnya, OKI meliputi Tulung Selapan (46 hari), Pampangan (48 hari). OKU meliputi Semidang Aji (31 hari), Lubuk Batang (45 hari). OKU Timur meliputi Buay Madang (77 hari). Terakhir, OKU Selatan meliputi Buay Rawan (50 hari).
“Kekeringan meteorologis biasanya diikuti berkurangnya persediaan air untuk rumah tangga dan pertanian serta meningkatnya potensi kebakaran semak, hutan, lahan dan perumahan,” ujar Dayan sembari mengimbau kewaspadaan dan pertimbangan untuk melakukan langkah mitigasi dampak ikutan dari kekeringan meteorologis.(kbs/red)