- Satu Warga Probolinggo Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
- Diapresiasi Ketua KPPU RI, Dandim 0402 Sebut Pembangunan Koperasi Merah Putih di OKI Sudah 83 Persen
- Menhan dan PWI Pusat Agendakan 200 Wartawan Ikut Retret di Akmil Magelang
- Jelang Pergantian Tahun, Pemerintah Percepat Pemulihan Bencana Sumatera
- Dianiaya di SPBU, Istri Almarhum Ketua SMSI Musi Rawas Polisikan Tetangga
Ekonomi Indonesia Tetap Stabil, UMKM Punya Potensi Ciptakan Lapangan Kerja
PALEMBANG, SIMBUR – Presiden Joko Widodo menyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster dan Penyaluran Dana melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usah Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM). Penyaluran KUR dan pemulihan ekonomi nasional khususnya bagi pelaku UMKM, merupakan langkah yang diambil pemerintah di masa pandemi Covid-19 yang saat ini masih menghantui sejumlah negara di dunia. Meski demikian ekonomi Indonesia tetap mengalami pertumbuhan yang stabil.
“Berbagai negara di dunia mengalami tantangan pertumbuhan ekonomi yang tidak mudah pasca pandemi Covid 19, namun kita beryukur di Indonesia ekonomi dan inflasi kita tetap bisa stabil,” kata Presiden Jokowi.
Presiden berharap penyaluran KUR dan penyaluran dana melalui LPDB-KUMKM bisa memberikan dampak baik bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. “Kami harap KUR yang diberikan ini bisa terealisasi dengan tepat sasaran sehingga para UMKM dan industri-industri lainnya bisa leluasa melakukan pengembangan usahanya,” harapnya.
Jokowi menegaskan, dana KUR Klaster tersebut dapat dilaksanakan kepada semua sektor industri dan UMKM yang memiliki peluang pasar yang besar. “KUR Kluster ini bisa dilaksanakan untuk semua sektor industri baik itu perkebunan rakyat, peternakan rakyat, perikanan, UMKM dan usaha-usaha lainnya yang memiliki produk pasar yang besar atau produk-produk unggulan yang ada di dalam negeri ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM), Teten Masduki mengatakan, terdapat 7 persen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal yang terhubung dengan rantai pasok industri di dalam negeri. Kendalanya untuk dalam negeri lanjut MenkopUKM, masih rendahnya para pelaku UMKM yang terhubung dengan rantai pasok industri di Indonesia diantaranya penyaluran KUR yang kurang masif, sehingga membuat pelaku usaha sulit mengembangkan usaha.
“UMKM yang sudah terhubung dengan rantai pasok industri ini di Indonesia baru 7 persen. Terhubung dengan global value chain baru 4 persen. Sehingga KUR klaster ini menjadi sangat relevan untuk meningkatkan kemitraan usaha besar dan kecil,” kata Teten.
Teten menilai sektor UMKM yang terdapat di Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam menciptakan lapangan kerja yang luas. “Sektor UMKM adalah salah satu sektor yang memiliki potensi besar dalam menyediakan lapangan kerja di Indonesia,” ungkapnya.
Oleh karena itu, dia berharap dukungan pembiayaan KUR yang disalurkan kepada lembaga dan pengelola dana bisa membuat UMKM bisa berkembang dan menyerap tenaga kerja lebih banyak. “Kita berharap penyaluran KUR ini bisa membuat para UMKM berkembang lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, Wagub Mawardi Yahya menilai keberadaan KUR dalam upaya pemulihan ekonomi bagi pelaku UMKM sangat penting. “Permodahan menjadi hal yang penting bagi pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya. Kita Pemprov Sumatera Selatan akan sangat terbantu denfan adanya kucuran KUR yang diprogramkan pemerintah pusat dalam mempercepat pemulihan ekonomi,” tandasnya singkat.(kbs/red)



