Kurangi Risiko Bencana Berbasis Alam

DENPASAR, SIMBUR – Utusan Khusus PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana Mami Mizutori meninjau beberapa lokasi yang diagendakan menjadi lokasi lapangan yang akan dikunjungi peserta Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana atau Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 pada 23 – 28 Mei 2022 di Bali.

Lokasi pertama yang ditinjau adalah Desa Wisata Panglipuran yang terletak di Kecamatan Bangli, Provinsi Bali. Adapun nilai Tri Hita Karana yang merupakan upaya menjalin hubungan baik dengan Tuhan, alam dan manusia menjadi nilai dasar bagi para warga desa dalam pengurangan risiko bencana. Pada implementasinya, para warga setempat melestarikan hutan bambu dengan berbagai regulasi adat maupun hukum pemerintah setempat agar kesadaran menjaga alam menjadi kesadaran bersama untuk mengurangi risiko bencana yang ada di sekitar desa. Desa Penglipuran juga menyediakan fasilitas pariwisata lainnya bagi para delegasi sehingga kegiatan field visit ini turut meningkatkan kembali perekonomian warga setempat yang bergerak dalam bidang pariwisata.

Mami Mizutori menyatakan, nantinya para delegasi akan berkunjung ke desa ini untuk belajar tentang penanganan bencana berbasis alam. “Para delegasi akan mengeksplor lebih banyak tentang eco tourism di Desa Panglipuran, sekaligus belajar pengurangan risiko bencana berbasis alam,” ucap Mami, Sabtu (23/4).

Sementara itu, Raditya Jati dari BNPB menyampaikan, Desa Penglipuran dijadikan salah satu contoh ketangguhan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana. “Desa ini telah menunjukan upaya resiliensi sejak awal yang menjadi modal utama bagi masyarakat untuk mengurangi risiko bencana di lingkungannya,” kata Raditya.

Dirinya menambahkan, modal tersebut dapat dijadikan pembelajaran bagi masyarakat di seluruh dunia, bahwa penanggulangan bencana dalah tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa. “Delegasi nantinya akan mendapatkan pengalaman dan mengerti bagaimana desa ini dapat menjadi desa yang membangun ketangguhan menghadapi bencana dari dalam masyarakat itu sendiri,” lanjutnya.

Selain meninjau Desa Wisata Panglipuran, rombongan melanjutkan tinjauan dengan melihat kesiapan tempat acara field visit lainnya yaitu Pantai Mertasari yang terletak Kota Denpasar. Di tempat ini nantinya akan diadakan kegiatan penanaman pohon mangrove dari seluruh delegasi yang hadir.

Pohon mangrove terbukti dapat bermanfaat untuk menanggulangi bencana, salah satunya bencana tsunami, dengan adanya mangrove di pesisir pantai dapat mengurangi kecepatan maupun tinggi gelombang sebelum menerjng permukiman masyarakat. Selain itu, hutan mangrove dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi tempat tujuan wisata. (red/rel)